Jumat 02 Jun 2023 14:27 WIB

Keluarga Jokowi Disebut tak akan Dukung Satu Capres Saja

Jokowi dinilai masih strategis menentukan arah politik pasca 2024 nanti.

Rep: Febrian/ Red: Fernan Rahadi
Presiden Jokowi usai meninjau fasilitas dan kesiapan Pelabuhan Merak menghadapi arus mudik lebaran 2023, Selasa (11/4).
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi usai meninjau fasilitas dan kesiapan Pelabuhan Merak menghadapi arus mudik lebaran 2023, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan, Presiden Joko Widodo dan anggota keluarganya masih memiliki pesona yang kuat jelang Pilpres 2024. Sehingga, menurut Arifki, tidak heran bila dua bakal capres, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sama-sama berebut dukungan dari Jokowi.

"Jokowi ataupun keluarganya bakal tetap memiliki pesona besar di Pilpres 2024. Capres dan cawapres bakal memanfaatkan kedekatan tersebut untuk mendapatkan dukungan sehingga wajar Jokowi ataupun keluarganya bakal dinilai tidak mendukung satu capres saja," kata Arifki, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Jokowi menurut Arifki memang bukanlah ketua umum partai atau juga pemilik partai. Namun, karena posisi sebagai petahana, Jokowi dinilai masih strategis untuk menentukan arah politik pasca 2024 nanti.

Beberapa hal yang menjadi modal penting Jokowi kata Arifki adalah, pertama, Jokowi sebagai presiden memiliki mesin relawan yang dibutuhkan oleh capres dan parpol. Kedua, sikap Jokowi yang memberikan kode-kode dan menunda menyatakan dukungannya kepada capres tertentu nilai jual Jokowi agar terus diajak berkompromi oleh para capres dan parpol.

"Ini daya jual Jokowi yang menjadikannya sulit ditebak," ujar Arifki.

Ketiga, lanjut Arifki, Jokowi lebih mudah masuk ke segala poros koalisi yang diinginkannya atau membentuk jumlah koalisi yang terjadi di Pilpres 2024. Keempat, dukungan publik yang tinggi terhadap kinerja Jokowi menjadi modal Jokowi untuk menarik simpati publik. Sehingga baik calon atau parpol ingin ikut dengan arah telunjuk Jokowi.

"Dengan para capres tidak ada yang memiliki elektabilitas terlalu tinggi atau masih terjadi naik turun dari tiga capres potensial, menyebabkan sentuhan dan arah politik Jokowi bakal menentukan ke depannya," kata Arifki menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement