REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat lokal, nasional, maupun global. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai referensi dalam menyusun program unggulan Universitas.
Konsistensi UMY dalam peran ini telah mendapatkan pengakuan dari THE Impact Rankings. Pada tahun 2023 UMY berhasil mengalami peningkatan yang signifikan dengan menempati posisi 601-800 di seluruh dunia bersama beberapa universitas lainnya seperti Ankara University, University of Warsaw, China Medical University, dan University of Baghdad.
Sementara itu, UMY berada di posisi 5 (lima) teratas nasional dengan empat universitas lainnya. Meningkatnya posisi UMY menjadi bukti bahwa partisipasi seluruh civitas academica dalam mengimplementasikan SDGs juga terus berkembang dan berinovasi. Ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Dr. Mega Hidayati, M.A. selaku Kepala Bidang Pengembangan Organisasi, Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UMY.
"UMY secara khusus mendapatkan peringkat 10 besar pada beberapa SDGs, seperti SDG 8 tentang Decent Work and Economic Growth UMY menempati peringkat 5 Nasional dan 101-200 Dunia. Pada SDG 2 tentang Zero Hunger UMY menempati peringkat 8 Nasional dan 101-200 Dunia. Serta SDG 6 tentang Clean Water and Sanitation UMY Mendapatkan Peringkat 9 Nasional dan 201-300 Dunia,” ujar Mega dalam rilis yang diterima Republika, Sabtu (3/6/23).
Kebijakan pimpinan universitas menjadi kunci suksesnya penerapan SDGs di UMY dan implementasi tentunya harus dilaksanakan oleh seluruh warga kampus. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat juga telah memberikan kontribusi yang besar pada implementasi SDGs.
Dalam mengimplemtasikan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) UMY telah memberikan kesejahteraan kepada karyawan dengan upah, jaminan kesehatan, dan lingkungan yang nyaman. Selain itu, UMY juga memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
"Hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa UMY sebagai kampus Islam memiliki komitmen dalam mencegah, mengurangi, dan memberikan solusi untuk menghadapi permasalahan kemanusiaan universal," kata Mega.
Secara rutin BPP UMY juga melakukan kajian terkait isu internal maupun eksternal, termasuk kajian SDGs. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan strategi yang inovatif dalam menjawab berbagai tantangan global. Hasil kajian ini menjadi bahan pertimbangan Arah Pengembangan UMY yang selanjutnya dirumuskan dalam indikator kinerja strategis.
“Menjadi pembeda dari tahun sebelumnya, UMY secara khusus sudah memiliki Pusat Studi SDGs dan juga secara rutin menyusun laporan tahunan SDGs. Dalam laporan tahunan ini, kami memperlihatkan implementasi yang telah dilakukan oleh UMY terkait 17 SDGs,” jelas Mega lagi.
Menindaklanjuti keberhasilan ini, BPP UMY akan terus mengevaluasi hasil yang diperoleh dan menyusun strategi baru yang inovatif. Mega sendiri melihat bahwa masih banyak hal yang dapat diperbuat oleh UMY untuk meningkatkan kesadaran terkait program SDGs. Sosialisasi tentang SDGs telah dilakukan oleh Biro Humas dan Protokol (BHP) melalui berbagai media termasuk media sosial. Saat ini pemahaman civitas academica terhadap SDGs mencapai 89 persen berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPP.
“Namun, yang paling penting saat ini adalah bagaimana kami dapat membumikan SDGs dalam kehidupan kampus,” ujarnya.