Sabtu 03 Jun 2023 15:03 WIB

Industri Galangan Kapal Kabupaten Batang Kian Redup

Batang pernah jadi salah satu sentra galangan kapal terbesar di Indonesia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Industri galangan kapal Kabupaten Batang.
Foto: Dok. Pemkab Batang
Industri galangan kapal Kabupaten Batang.

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pembuatan kapal yang menjadi ciri khas Kabupaten Batang, Jawa Tengah, perlahan berkurang dari tahun ke tahun. Kondisi industri galangan kapal kayu di Kabupaten Batang pun kian meredup.

Berdasarkan data dari  Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Dislutkanak) Kabupaten Batang, dari 60 galangan kapal saat ini hanya 17 pelaku usaha pembuatan kapal yang masih bertahan.

Industri galangan kapal di Kabupaten Batang, memang pernah berjaya pada era 2011, bahkan menjadi salah satu sentra galangan kapal terbaik dan terbesar di Indonesia.

"Memang untuk galangan kapal di Kabupaten Batang saat ini kondisinya sudah semakin berkurang, dari data kami saat ini ada 17, pada masa jaya-jayanya itu ada sekitar 60 galangan kapal," kata Kepala Tukang Galangan Kapal Nelayan Pantura Jaya, Tarsono dalam rilis yang diterima Republika, Sabtu (3/6/23).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat sejumlah galangan kapal menutup operasi, mulai dari semakin sepi permintaan, hingga dampak Covid-19. Dampak Covid-19 kemarin memang cukup berpengaruh besar bagi mereka, juga perhitungan pembuatan kapal dan keuntungan omzet sekarang agak mengalami penurunan. "Untuk produksi saat ini setiap galangan kapal menghasilkan empat unit per tahun itu sudah cukup lumayan, kalau dulu bisa lebih banyak,” jelasnya.

Industri galangan kapal di Kabupaten Batang pun termasuk salah satu pembuat kapal dengan kualitas terbaik yang sangat identik. "Keistimewaan galangan kapal di Kabupaten Batang adalah, kapalnya awet bisa melaut beberapa tahun, pengerjaannya juga sangat teliti," ungkapnya.

Nelayan Pantura Jaya merupakan salah satu industri galangan kapal yang masih bertahan. Galangan kapal yang berada di sungai Sambong itu saat ini tengah mengerjakan permintaan empat kapal. "Ada beberapa jenis kapal yang biasa dibuat diantaranya kapal cakalang, kursin, cumi dan cantrang. Kayu yang digunakan adalah kayu bengkirai dan laban dari Kalimantan," tuturnya.

Setiap kapal memiliki waktu pengerjaan berbeda, kapal jenis cakalang misalnya kapal 160 GT itu membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 1,5 hingga 2 tahun dikerjakan 20 orang. Pemesan kapal pun datang dari berbagai daerah mulai dari Tegal, Juwana, Cilacap, Jakarta hingga Bali. Kapal kayu yang dibuat di Kabupaten Batang ini memang dikenal dengan kualitas terbaik. Satu unit kapal lengkap siap berangkat mencapai harga Rp18 miliar.

"Keunggulannya, kalau dari setiap juragan itu memang berbeda dari lainnya, karena dikerjakan dengan teliti, dan cukup kuat usianya bisa sampai 25 tahun," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement