Jumat 09 May 2025 08:30 WIB

Keistimewaan Jadi Peluang, UMKM Lokal Yogya Melesat Usai Adaptasi dengan Marketplace 

DS Modest kini lebih dikenal sebagai merek dengan produk alat ibadah travel.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Annisa Rahma Herdyana, owner DS Modest, merek produk lokal Yogyakarta.
Foto: Wulan Intandari
Annisa Rahma Herdyana, owner DS Modest, merek produk lokal Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Meneruskan bisnis keluarga sering dinilai lebih mudah dibandingkan merintisnya dari nol. Begitulah yang sering terlihat di mata orang awam terhadap keistimewaan (privilege) yang dimiliki oleh orang lain. Padahal di balik itu semua, ada tantangan tersendiri saat meneruskan bisnis keluarga.

Annisa Rahma Herdyana menjadi salah satu yang memiliki privilege tersebut. Sebagai penerus bisnis keluarga, tentunya tidak sekadar meneruskan apa yang sudah ada dalam bisnis. Ia harus memiliki wawasan yang luas dan kiat-kiat untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan bisnis agar tetap langgeng hingga masa mendatang. Menurutnya latar belakang keluarga rasanya akan menjadi percuma apabila ia tidak capable untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis.

"Mungkin teman-teman UMKM memulai dari nol sedangkan saya tadi dari family business dan itu menurut saya privilege, bukan aib justru ini harus ditangkap sebagai peluang. Karena gini, siapa sih orang tua yang nggak mau bangun legasi buat anaknya? Itu wajar-wajar aja dan PR-nya beda. Tentunya ketika di generasi kedua itu banyak family business yang failed, banyak yang tidak survive, begitu datanya secara statistik. Jadi PR buat saya dan kakak saya bagaimana tidak hanya usaha ini bertahan tetapi juga grow," kata owner DS Fashion yang akrab disapa Anin tersebut, Rabu (7/5/2025), sore.

Awal Mula Bisnis DS Modest

Meskipun memiliki keistimewaan, Anin tak serta merta bergantung pada keluarganya. Ia berjuang  membesarkan produk lokal yang bergeliat di bidang fashion muslim itu dan menariknya sukses mendapatkan penghargaan MURI.

Awal mulai munculnya DS Modest ini, diceritakan Anin bermula dari toko batik milik orang tuanya yang kemudian mulai membuka usaha maklon konveksi di tahun 2005. Kala itu, usaha tersebut belum memiliki branding yang kuat karena fokusnya pada pesanan secara individu atau ritel. 

Singkat cerita seiring berjalannya waktu, persaingan semakin ketat dan banyak muncul pemain baru di industri fesyen, Anin memutuskan untuk membuat brand sendiri yang kini dikenal sebagai DS Modest. Brand lokal Yogya ini sudah ada sejak 2016 dan terdaftar di HAKI. Sejak berdiri, DS Modest punya tiga produk unggulan antara lain produk apparel, alat ibadah, dan hijab serta aksesoris. 

Akan tetapi, DS Modest kini lebih dikenal sebagai merek dengan produk alat ibadah travel, khususnya mukena dan sajadah yang bisa dibawa kemana-mana. Karena bentuknya yang kecil dan simpel dibawa membuat banyak orang termasuk para traveler tertarik dengan produk tersebut. 

"Dulu itu idenya kayak gini, sesederhana kita ibadah lima kali sehari. Kalau misalnya orang mobile atau kita bekerja beraktivitas pasti dua atau tiga kali itu di luar rumah. Sedangkan dulu ya berapa tahun yang lalu itu mukena itu gedenya segini ya memenuhi tas sendiri ya. Kita kan perempuan maunya tas imut-imut, masa tas gue isinya mukena, akhirnya bikinlah dengan ukuran mini ini," ujarnya

"Nah, saat itu pandemi dan kita melihat alat ibadah travel itu bukan sekedar ya udah produk aja bukan, tetapi kita menjadikannya solusi. Dan ternyata ketika (pandemi) itu, kebanyakan orang tidak mau lagi pergi berpergian dengan sharing alat ibadah dengan orang lain, dan ini jadi problem solver buat mereka. Alhamdulillah relate dengan apa yang orang-orang butuhkan," kata Anin menambahkan.

Ketertarikan Bergabung ke Marketplace

Tentunya perjuangan tak berhenti di situ saja. Berbagai inovasi terus dilakukan oleh DS Modest agar bisa bersaing dengan produk lokal lainnya. Mereka terus berbenah meskipun banyak pelaku lainnya yang banting setir harga agar bisa dilirik. Akan tetapi, Anin menyampaikan bagi DS Modest, salah satu kunci suksesnya adalah mempertahankan identitas brand mereka. Di tengah banyaknya produk serupa, DS Modest tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga menciptakan ciri khas yang unik.

Dia tak menepis bahwa pandemi sempat menjadi keterpurukan bagi banyak UMKM termasuk usahanya.

"Marketplace itu yang menolong kami banget saat pandemi. Di saat yang bersamaan, kita itu dapat momentum gede banget untuk memperkenalkan produk ini. Jadi tidak hanya produknya ya tapi semua yang melekat di dalamnya. Tagline kita 'Memudahkan Ibadahmu, Mudah Disimpan Mudah Dibawa Mudah Dilipat Mudah Ditemukan'. Seiring dengan orang banyak melirik itu," ucap Anin.

photo
Proses packing pesanan produk DS Modest dari marketplace Shopee. - (Wulan Intandari)

Alhasil, mereka pun mencoba untuk serius melirik berbagai platform marketplace termasuk Shopee untuk mempertahankan DS Modest agar tetap bertahan. Menurutnya ini menjadi peluang lain yang ditangkap baik untuk memasarkan produk lokalnya agar terjangkau oleh pelanggan yang lebih banyak dan lebih luas. 

Mereka memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produk secara online kepada konsumen yang lebih luas, baik lokal maupun internasional, tanpa perlu memiliki toko fisik di berbagai lokasi. Dia menyebut penjualan terbesarnya di marketplace tersebut adalah mukena yang ringkas untuk dibawa ke mana-mana pada 2020 lalu.

"Kita love in relationship banget dengan marketplace. Artinya tanpa marketplace tidak bisa kita menjangkau teman-teman di luar Jawa. Kita juga jadi tahu effort branding itu nyata. Karena memang mungkin strategi tiap platform itu juga beda-beda, jadi (sebagai pelaku usaha) harus cepat adaptasinya sampai berubah harus begini, algoritmanya harus begini-begini, memang harus andal dalam hal itu," ungkapnya.

Selain itu, dengan fitur-fitur otomatis seperti sistem katalog produk, rekomendasi produk kepada pembeli, serta integrasi dengan berbagai layanan logistik, Anin merasa proses pengelolaan toko DS Modest menjadi jauh lebih efisien dan cepat. Pertumbuhan yang signifikan juga dirasakan olehnya, meski tak merinci secara detail, kini Shopee menjadi platform dengan penjualan terbesar bagi DS Modest dengan kontribusi penjualan (sales) sebesar 60 persen dari total pendapatan yang mencapai angka miliar per bulannya.

"Kontribusi untuk Shopee sendiri dari semua platform online yang kita gunakan, memang kontribusi sales-nya 60 persen dari Shopee," ucap dia.

Kesuksesan UMKM di era digital ini, kata Anin, tentunya tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga pada ketepatan strategi dalam memanfaatkan ekosistem marketplace. Hal ini pun dinilainya mampu memperkuat performa brand lokal dan UMKM, yang dapat dilihat pada indikator dengan besarnya jangkauan konsumen yang dimiliki oleh suatu platform dan memiliki pengaruh signifikan dalam kontribusi profit penjualan.

"Ini sangat membantu apalagi saya cuma punya mimpi saja, untuk alat ibadah travel itu belum ada toko yang menjadi top of mind. Jadi kalau mungkin fashion secara umum sudah banyak, tetapi ini peluang market dan penjualan terbanyak di Shopee itu alat ibadah travel," ungkapnya.

"Pembeli kami sudah sampai di luar negeri dari Malaysia. Memang tren social commerce ini berubah cepat, begitu juga dengan kita yang harus beradaptasi," kata dia menambahkan.

Memadukan Teknologi untuk Hadirkan Kualitas Produk yang Apik

Tak hanya mukena yang menjadi unggulan, DS Modest yang sudah merambah di sejumlah marketplace juga menawarkan produk fashion muslim lain seperti hijab. Produk yang ditawarkan memang memiliki kualitas lebih dibanding hijab pada umumnya pasalnya mereka memadukan teknologi untuk menghadirkan kualitas apik tersebut.

Anin menjelaskan untuk apparel, karena industri fesyen itu lifecycle-nya cepat,  DS Modest sendiri ingin menghadirkan produk fesyen yang long lasting, value for money, dan penggunaanya lebih jangka panjang dan versatile

Jika hijab di pasaran dijual seharga Rp15-45 ribu, DS Modest berani memberikan kualitas lebih baik dengan harga sekitar Rp 100 ribu. Ada value tersendiri yang diberikan pada produknya yakni menawarkan kualitas kain serta wangi khas yang tak mudah hilang ketika dicuci berkali-kali.

"Kita pakai teknologi. Kalau kita mau perang harga ketika keadaannya tidak baik-baik aja seperti sekarang ya jangan sampai customer base kita itu beli harga murah, kabur semua. Beda 5.000  aja harganya udah bye. Makanya PR kita itu justru bagaimana mengedukasi ini produk ada value-nya makanya kamu mau bayar segini," ucapnya.

Selain itu, kualitas yang dihadirkan ini juga dikuatkan dengan beberapa produk DS Modest yang sudah mendapatkan penghargaan MURI seperti Mukena Travel yang pertama kali mendapatkan penghargaan dari Rekor MURI di tahun 2017, kemudian disusul sajadah dan sarung juga mendapatkan MURI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement