Sabtu 10 Jun 2023 17:31 WIB

Haedar Nashir: Muhammadiyah dan PGI Punya Banyak Titik Temu dan Kesamaan Pandangan

Muhammadiyah dan PGI juga sepakat agar Pemilu 2024 berjalan dipandu moral keagamaan.

PP Muhammadiyah  dalam agenda kunjungan merajut silaturahmi komponen bangsa ke Wisma Keuskupan Agung Jakarta Jl. Katedral No. 7, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).
Foto: PP Muhammadiyah
PP Muhammadiyah dalam agenda kunjungan merajut silaturahmi komponen bangsa ke Wisma Keuskupan Agung Jakarta Jl. Katedral No. 7, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menuturkan banyak titik temu, kesamaan pandangan dan sikap kebangsaan dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), terutama menjelang tahun politik 2024. Prof Haedar berkata, Muhammadiyah dan PGI punya sikap dan pandangan yang sama agar Indonesia itu berpijak pada konstitusi, pada nilai-nilai dasar yang telah diletakkan para pendiri bangsa.

"Sehingga pascareformasi kita harus terus mengawal Keindonesiaan ini dengan nilai-nilai kebangsaan yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa yang memiliki ikatan nilai pada Pancasila dan agama sebagai pondasi luhur dalam kehidupan kebangsaan,” kata Haedar setelah menjalin silaturahim kebangsaan di kantor pusat PGI, Jl. Salemba Raya No. 10, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).

Disambut langsung Pendeta (Pdt) Gomar Gultom, Prof Haedar hadir didampingi Sekretaris Umum Prof Abdul Muti, Ketua Dadang Kahmad, dan Sekretaris Izzul Muslimin. Silaturahim antara dua organisasi keagamaan tersebut turut mendiskusikan tentang upaya menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama yang ramah terhadap keragaman dalam spirit persatuan dan Bhinneka Tunggal Ika.

Prof Haedar berkata, momentum ini dijadikan Muhammadiyah, PGI dan seluruh kekuatan keagamaan di Indonesia menjadi kanal untuk memperkokoh semangat, spirit, jiwa, dan pandangan keagamaan baik di setiap agama atau lintas agama. "Agar agama menjadi sumber nilai yang memperkokoh, memperluas semangat untuk perdamaian, persatuan, kemajuan dan hidup di dalam kebersamaan yang bisa saling membangun untuk kepentingan bersama. Membangun peradaban bersama dengan nilai-nilai luhur agama,” ucapnya.

Terakhir, Muhammadiyah dan PGI kata Haedar juga sepakat agar soal Pemilu 2024 berjalan dipandu oleh moral keagamaan dan kebangsaan agar terlaksana dengan penuh demokratis, bermartabat, luber jurdil, dan tidak sekadar perjuangan kekuasaan semata. Ia berkat,a Pemilu harus ajang untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berkeadilan, Indonesia yang lebih berkemajuan, Indonesia yang lebih membawa sejahtera dan Indonesia yang merekat persatuan dalam keragaman.

"Di situlah Muhammadiyah dan PGI memiliki komitmen moral bersama seluruh kekuatan keagamaan dan kebangsaan supaya pemilu itu juga menjadi ajang mendialogkan pemikiran-pemikiran besar, pemikiran-pemikiran luhur dan pemikiran-pemikiran yang berpijak pada Pancasila, agama dan kebudayaan luhur bangsa agar Indonesia ke depan menjadi Indonesia yang memiliki jiwa Keindonesiaan sehingga tidak sekadar berkontestasi politik secara pragmatis,” imbuh Haedar.

“Dan kami percaya dan kami optimis bahwa dalam konteks hidup beragama maupun berbangsa dengan semangat kebersamaan kita bisa memecahkan masalah-masalah dan tantangan-tantangan Indonesia ke depan,” tegasnya.

Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom punya pendapat serupa. Kunjungan ini, kata dia menegaskan antar umat beragama di Indonesia sebagai satu kesatuan sebagai anak bangsa Indonesia.

Agenda sinergis seperti ini kata dia akan terus dilanjutkan karena berdampak pada keharmonisan umat di tingkat akar rumput. “Dari percakapan tadi kami temukan titik-titik temu yang banyak dan lebih besar di Muhammadiyah dan PGI. Bahkan keprihatinan kita atas keberagamaan dan kondisi bangsa kita memiliki kesamaan. Oleh karena itu kita punya komitmen bersama untuk terus berjalan bersama mengayuh perjuangan untuk menuju Indonesia yang lebih adil, lebih makmur dan lestari,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement