Jumat 16 Jun 2023 20:21 WIB

UAD Kembali Aktifkan Program Pertukaran Mahasiswa Internasional

Prodi Manajemen UAD memiliki kelas internasional.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali melaksanakan pertukaran mahasiswa internasional. Pertukaran mahasiswa asing ini kembali dilakukan usai pandemi Covid-19.

Koordinator Mahasiswa Asing Prodi Manajemen UAD, Muhammad Ali Fikri mengatakan, pelaksanaan pertukaran mahasiswa asing ini kembali dilakukan karena Prodi Manajemen UAD memiliki kelas internasional.

Mahasiswa yang terlibat di 2023 ini banyak yang berasal dari Cina dan India. "Ini adalah momentum pertama kali diadakan lagi pertukaran mahasiswa setelah pandemi," kata Ali, Jumat (16/6/2023).

International Students Orientation and Welcoming Session pun sudah dilakukan, yang mana merupakan ajang untuk memperkenalkan sistem perkuliahan Prodi Manajemen UAD terhadap mahasiswa asing.

Ali menyebut, perkenalan itu di antaranya perjanjian perkuliahan, administrasi, pelaksanaan magang, hingga aktivitas yang harus dilakukan mahasiswa asing selama melanjutkan studi di UAD.

Ali juga menyebut UAD tidak hanya mendatangkan mahasiswa asing. Namun, dalam program ini juga mengirim mahasiswa UAD terutama Prodi Manajemen untuk dapat belajar di luar negeri.

"Selama ini kami sudah menjalankan pertukaran mahasiswa di negara lain, seperti ke Cina, Korea Selatan, India, dan Malaysia," ujar Ali.

Di 2023 ini, ada 10 mahasiswa Prodi Manajemen UAD yang akan diberangkatkan ke luar negeri dalam pelaksanaan pertukaran mahasiswa. Mereka akan diberangkatkan ke Cina, Korea Selatan, hingga Malaysia.

Meski begitu, jumlah tersebut dapat bertambah jika masih ada mahasiswa yang mendaftar. Pihaknya juga berencana akan menjalin kerja sama dengan Portugal dan negara lainnya.

Ali menuturkan, rencana tersebut masih akan terus dikembangkan guna mengetahui negara yang memiliki potensi dalam pengembangan pendidikan manajemen.

"Ini akan terus dikembangkan dan insya Allah kami akan membangun Memorandum of Understanding (MoU) dengan Portugal dan negara lain yang mungkin berpotensi menjadi mitra," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement