Senin 03 Jul 2023 10:22 WIB

Tim Mahasiswa UGM Raih Juara Pertama Kompetisi Business Plan Nasional

Ide business plan dilatarbelakangi kepedulian terhadap permasalahan lingkungan.

Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Mahasiswa UGM yang terdiri dari Sulthan Mazru’l Nidhom (Fisipol), Ferdian Dwi Saputra (FIB), Camila Qivtia Anggun Sukma Ningrum (Fisipol) dan Tiara Lintang Berliana (FEB), berhasil menjadi juara pertama dalam Kompetisi Business Plan Nasional yang diselenggarakan oleh UKM Kewirausahaan Universitas Negeri Yogyakarta pada 25 Juni lalu yang diikuti dari 90 tim dari berbagai perguruan tinggi.

Dalam kompetisi yang mengusung tema "Improve Your Skill, Plan Your Business and Expand Your Creative Idea for Great Future as Young-Preneur in 4.0 Era", tim dari UGM menawarkan ide model bisnis pengelolaan sampah sisa makanan dengan memanfaatkan larva BSF untuk menuju konsep Smart City di Kota Yogyakarta. "Ide bisnis ini kami namakan SEMAR kependekan dari Smart Food Waste Treatment and  Recycling," kata Tiara kepada wartawan, Senin (3/7/2023).

Baca Juga

Tiara mengaku senang dan gembira setelah timnya ditetapkan juara pertama dalam kompetisi ini. “Bagi kami tentunya ini adalah pencapaian yang mengharukan dan membanggakan, dan kami sangat senang bisa membawakan nama almamater melalui kejuaraan ini," jelasnya.

Soal ide bisnis yang mereka tawarkan, Tiara mengaku ide Bisnis plan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kepedulian terhadap permasalahan lingkungan terutama pengelolaan sampah. 

Lebih jauh Tiara menjelaskan, konsep rencana bisnis mereka sebenarnya lebih menggunakan layanan teknologi informasi melalui aplikasi SEMAR sebagai jasa pelayanan pengambilan sampah sisa makanan baik dari masyarakat, hotel, rumah makan dan sumber limbah makanan lainnya dengan keuntungan berupa SEMAR Point yang dapat ditukarkan menjadi pulsa, internet dan beragam produk dari Semar.

Adapun limbah makanan yang sudah ditransaksikan melalui aplikasi akan disetorkan ke pusat produksi maggot yang nantinya dilakukan biokonversi untuk  menghasilkan produk berupa larva BSF yang dapat digunakan untuk pakan ternak/unggas. Sedangkan pupuk BSF dapat dijadikan pupuk alternatif atau bahkan bersaing di pasar pupuk organik.

"Kita harapkan dampak yang diberikan bagi masyarakat tentunya akan cukup luas  dengan adanya jasa pelayanan pengambilan sampah yang mudah dan menguntungkan timbulnya gerakan peduli sampah yang mandiri, membantu pemerintah dalam pengelolaan limbah sisa makanan melalui biokonversi maggot, solusi pupuk alternatif dan solusi pakan ternak berkualitas melalui Pelet Maggot," paparnya.

Untuk menjadi juara dalam kompetisi ini, Tiara menceritakan ia bersama rekannya diminta membuat proposal Business Plan sejak bulan April lalu. Selanjutnya setelah melalui proses seleksi, dipilih 10 tim yang lolos untuk presentasi di babak final. "Syukur alhamdulillah tim kami bisa menjadi juara 1 untuk lomba business plan ini," ungkapnya.

Belajar dari pengalaman memenangkan kompetisi rencana bisnis tingkat nasional ini, mendorong Tiara dan timnya untuk mengikuti lomba business plan lagi dikemudian hari. "Kami berharap pengalaman ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada teman-teman dalam mewujudkan mimpi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement