REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengunjungi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Jumat (14/7/2023). Kunjungan ini membuka peluang kerja sama di bidang teknologi hankam antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan UAD.
"UAD terdapat Fakultas Teknik dengan beberapa prodi, juga MIPA, yang ada juga fisika, kimia, matematika, ini sangat penting bagi industri pertahanan. Dan dijelaskan tadi ada pengembangan peluru kendali bersama Dahana, bersama juga kami di Kemenhan, ini tadi juga minta bantuan dukungan kalau ada cendekiawan-cendekiawan, para ahli teknologi dari kalangan universitas Muhammadiyah, bisa menjadi konsultan, bisa menjadi tenaga ahli, mungkin istilahnya temporer, tidak struktural kita minta bantuan, membantu kita dua bulan atau tiga bulan dan sebagainya," kata Prabowo.
Ia mengaku sudah janjian untuk berdiskusi lebih lanjut untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut. Menurutnya perlu dicari bagaimana implementasi dari kerja sama tersebut.
"Kita mau lakukan kajian-kajian bersama untuk mencari bagaimana kita bisa mengimplementasi, apa yang sudah dibangun oleh pemerintah Pak Jokowi sekarang ini setiap tahun kita ingin untuk mempercepat dan meningkatkan supaya tidak kita selalu kembali ke nol, tidak selalu mencari bentuk, kita arahkan terus tadi supaya lebih efisien dan sebagainya," ujar dia.
Ditambahkan, Muhammadiyah merupakan satu organisasi yang memiliki pengaruh dan jasa yang besar di bidang pendidikan dan kesehatan. Menurut dia, Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang penting untuk diajak kerja sama lantaran telah memiliki ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, dan rumah sakit.
"Ini saya kira kami dari pertahanan merasa sangat berkepentingan untuk menjalin suatu kerjasama yang erat," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyambut baik kedatangan Prabowo ke UAD. Ia mengatakan Muhammadiyah selalu terbuka dengan para pejabat, tokoh politik, dan semua tokoh bangsa untuk berdiskusi tentang kebangsaan.
"Muhammadiyah punya komitmen kebangsaan bahwa sebagai salah satu kekuatan yang berdiri sebelum republik dan ikut mendirikan republik ini kita concern pada bagaimana Indonesia ke depan itu betul-betul berdiri tegak di atas konstitusi," kata Haedar.
Haedar mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Prabowo lebih banyak berdiskusi soal implementasi Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
"Maka kami berharap bahwa baik dalam konteks kedaulatan, keamanan, maupun juga dalam sumber daya alam kita ini tadi berdiskusi bahwa Indonesia ini kaya raya, kemudian juga kita penduduknya sebenarnya kohesif, guyub dalam keragaman, yang diperlukan ke depan adalah bagiamana implementasi konstitusi itu dalam kebijakan-kebijakan strategis yang membawa Indonesia yang bersatu, berdaulat adil, dan makmur," ungkapnya.
Pertemuan Prabowo dengan pimpinan PP Muhammadiyah berlangsung tertutup selama dua jam. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani turut mendampingi Prabowo. Sementara itu pertemuan itu juga dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, dan juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.