Selasa 18 Jul 2023 15:27 WIB

Kritikan dan Pujian Gus Miftah untuk Gibran

Gus Miftah yakin penampilan Gibran bukanlah pencitraan semata.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyambangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023).
Foto: Republika/Alfian
Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyambangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah memberikan pujian serta kritikan untuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming. Menurutnya putra sulung presiden Jokowi tersebut adalah sosok yang sederhana.

"Begini, salah satu sifatnya Nabi Muhammad (SAW) itu adalah humble, supel, sederhana. Artinya dari sisi itu kita melihat mas Gibran sederhana banget. Anak presiden penampilannya biasa saja," katanya ketika ditemui usai bertemu Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023). 

Baca Juga

Saat bertemu Gus Miftah, Selasa pagi, Gibran memang tampak hanya mengenakan jersey Persebaya Surabaya. "Bahkan orang Solo kausnya Persebaya. Nggak tampaklah kemewahan seorang anak presiden yang menjadi wali kota," katanya menambahkan. 

Gus Miftah juga yakin bahwa penampilan Gibran bukanlah pencitraan semata. Pasalnya, ia mengaku harga sepatunya lebih mahal ketimbang milik Gibran.

"Jadi profil beliau ini menurut saya ya sederhana, saya yakin bukan pencitraan. Memang keberadaannya seperti itu, sepatunya saja masih mahal sepatu saya," katanya sembari menunjukkan sepatunya. 

Kendati memuji Gibran adalah sosok yang sederhana pihaknya juga mengkritisi agar putra sulung presiden Jokowi tersebut bisa lepas dari bayang-bayang ayahnya. "Kritikan? Saya kira Ada bahasa mahfudzot di pondok itu. Seorang pemuda mengatakan 'ini lho saya', bukan 'ini lho bapak saya'," katanya. 

"Saya hanya bisa berharap mas Gibran itu nggak ada bayang-bayang bapaknya. Kesuksesan beliau ke depan ke karena this is me, ini saya Gibran, bukan ini saya anaknya Pak Jokowi," katanya. 

Menurutnya, jika Gibran dapat lepas dari bayang-bayang ayahnya, orang-orang akan mulai melihat prestasinya. "Sehingga, orang kemudian ketika melihat Mas Gibran itu yang dilihat prestasinya bukan anaknya siapa. Itu bagi saya sebagai sahabat jauh lebih nyaman orang membicarakan prestasi, bukan membicarakan nasab atau anaknya siapa," katanya. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement