Selasa 01 Aug 2023 16:47 WIB

Sepekan tak Ditemukan, Pencarian SAR Penambang Emas di Banyumas Dihentikan

Pencarian ditutup setelah sepekan operasi SAR tidak menemukan perkembangan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Tim SAR gabungan membawa generator listrik untuk membantu pompa penyedot air beroperasi pada proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (30/7/2023). Memasuki hari kelima, tim SAR gabungan masih belum menemukan posisi delapan orang yang terjebak karena masih terkendala debit air yang terus menggenangi lubang tambang.
Foto: ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA
Tim SAR gabungan membawa generator listrik untuk membantu pompa penyedot air beroperasi pada proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (30/7/2023). Memasuki hari kelima, tim SAR gabungan masih belum menemukan posisi delapan orang yang terjebak karena masih terkendala debit air yang terus menggenangi lubang tambang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Setelah sepekan pelaksanaan Operasi SAR delapan penambang emas yang terjebak di lubang galian Kawasan Pertambangan Emas Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya dinyatakan selesai.

Kedelapan penambang tersebut diketahui pada Selasa (25/7/23) pukul 23.00 WIB terjebak di lubang tambang akibat datangnya air secara tiba-tiba dan menggenangi area pertambangan di kawasan pertambangan Desa Pancurendang.

Baca Juga

Delapan orang penambang emas tersebut seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di antaranya Cecep Suriyana (29 tahun), Muhamad Rama Abd Rohman (38 tahun), Ajat (29 tahun), Mad Kholis (32 tahun), Marmumin (32 tahun), Muhidin (44 tahun), Jumadi (33 tahun), dan Mulyadi (40 tahun).

Kepala Kantor SAR Cilacap Adah Sudarsa yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan bahwa pencarian ditutup setelah sepekan operasi SAR tidak menemukan perkembangan.

"Berdasarkan hasil analisa serta musyawarah antara Tim SAR Gabungan, para ahli, dan keluarga korban, maka operasi SAR dinyatakan ditutup. Apabila terdapat informasi dan atau adanya tanda-tanda korban untuk dapat dievakuasi, maka Operasi SAR dapat dibuka kembali," ujar Adah Sudarsa dalam pernyataan resminya, Selasa (1/8/23).

Menurut Adah, Tim SAR telah mengerahkan segala daya dan upaya, akan tetapi ia mengakui bahwa mereka tidak bisa melawan alam. "Kami atas nama Tim SAR Gabungan memohon maaf sebesar-besarnya serta turut berbela sungkawa atas musibah yang telah terjadi. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," katanya.

Setelah operasi SAR ditutup, pihak keluarga dari delapan orang penambang menaburkan tanah dan bunga di lubang galian. Selain itu, mereka juga membuat prasasti dan menaburkan bunga di atasnya.

Adah juga menuturkan ucapan terima kasih kepada seluruh unsur SAR Gabungan yang terlibat dalam operasi SAR Ajibarang. Dengan telah ditutupnya Operasi SAR ini, seluruh unsur SAR Gabungan yang terlibat dapat kembali ke kesatuannya masing-masing. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement