REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seminar Nasional Dialog Kebangsaan bertajuk Membangun Indonesia Merdeka: Peran Mahasiswa dalam Transformasi Pasca dan Pra Kemerdekaan berlangsung di Ruang Cinema, Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (21/8/2023). Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Suyanto berharap pemuda Indonesia bisa selalu membanggakan Indonesia.
"Kita juga sudah membuktikan film kita Battle of Surabaya mendapat 40 penghargaan dunia, sangat membanggakan Indonesia, menang di Amerika , menang di berbagai penjuru dunia, menang di Inggris, menang di Italia.Menang di 40 negara, luar biasa, itu namanya membanggakan Indonesia," kata Suyanto dalam sambutannnya, Senin (21/8/2023).
Ia mengungkapkan ada banyak hal yang bisa dibanggakan dari Indonesia. Untuk itu para pemuda diharapkan bisa memiliki karya yang bisa dibanggakan di dunia internasional. "Inilah Indonesia, sehingga Indonesia bukan ecek-ecek, Indonesia sesuatu yang luar biasa," tegasnya.
Lebih lanjut Suyanto meyakini mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta memiliki karya yang bisa membangakan Indonesia. Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Danang mengatakan bahwa maju tidaknya akan ditentukan oleh anak muda saat ini. "Mulai sekarang ingatlah ayo belajar, ayo berpikir secara kreatif, berkreasi sesuai kemampuannya agar bisa mengisi dunia ini dunia Indonesia sesuai dengan kultur dan budaya kita," ungkap dia.
Menurutnya anak muda saat ini kurang menghargai kebudayaan bangsa sendiri. Mereka cenderung ingin terkenal dengan kebudayaan dari luar.
"Ya kita kan punya kebudayaan sendiri, Amikom aja punya film ngapain kita cari-cari film dari luar. Karena itu mencintai bangsa Indonesia itu yang harus kita lakukan untuk anak muda kita," kata Danang.
Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan berpesan agar anak muda bisa mengisi masa mudanya dengan menjadi pelajar yang baik. Ia juga mengingatkan agar anak muda berkarya dan berbuat yang baik untuk negaranya.
"Jadi nggak usah lagi berpikir terlalu rumit dalam artian hal-hal yang tidak penting itu dibicarakan sekarang saatnya membicarakan yang penting-penting. Mereka punya konseptual, punya konsep untuk menentukan masa depan," ujarnya.
Selain itu hadir juga dalam diskusi tersebut yakni akademisi dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fachruddin Faiz, serta peneliti Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Gadjah Mada Diasma Sandi Swandaru.