
Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)
REPUBLIKA.CO.ID, Film animasi berjudul Jumbo yang hingga kini masih tayang di berbagai bioskop di Indonesia telah berhasil menembus lebih dari 7,5 juta penonton. Capaian ini menjadikannya sebagai film Indonesia ketiga terlaris sepanjang masa, setelah KKN di Desa Penari (2022) dan Agak Laen (2024). Prestasi ini tentu luar biasa, terlebih lagi karena film ini merupakan karya debut dari sutradara Ryan Adriandhy. Keberhasilan Jumbo menarik jutaan penonton menjadi fenomena tersendiri, mengingat film animasi Indonesia jarang meraih angka setinggi ini.
Analisis terhadap kesuksesan Jumbo pun bermunculan dari berbagai kalangan dan media. Banyak faktor yang dianggap berkontribusi, mulai dari momentum penayangan saat libur Lebaran, kehadiran pengisi suara dari kalangan selebriti terkenal, hingga promosi dari figur publik yang menyampaikan bahwa film ini sarat muatan edukatif. Selain itu, strategi pemasaran digital yang memanfaatkan berbagai platform, seperti TikTok, Instagram, dan X juga terbukti sangat efektif. Kombinasi strategi luring dan daring menunjukkan bahwa adaptasi terhadap perubahan lanskap media dan perilaku audiens menjadi kunci utama dalam keberhasilan ini.
Fenomena ini memberikan pelajaran penting bahwa kebutuhan untuk terus beradaptasi, khususnya dalam hal strategi pemasaran, tidak dapat dihindari, termasuk di sektor pendidikan. Saat ini, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tengah melaksanakan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), yakni Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Momentum ini juga dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS), termasuk Universitas Amikom Yogyakarta, untuk melakukan promosi langsung melalui pembagian brosur di berbagai lokasi ujian masuk PTN di Yogyakarta. Strategi ini merupakan metode klasik namun tetap relevan sebagai sarana pengenalan Perguruan tinggi dan program studi kepada calon mahasiswa.
Tentu, isi brosur dan pendekatan promosi harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Selain promosi daring, kegiatan luring seperti pembagian brosur, kunjungan ke sekolah, dan penerimaan kunjungan edukatif ke kampus tetap menjadi bagian dari strategi menyeluruh. Misalnya, kegiatan Kempalan Sekolah 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Amikom Yogyakarta pada tanggal 14 April 2025 menjadi bentuk nyata upaya luring dalam memperkuat eksistensi kampus di tengah kompetisi yang semakin ketat. Kehadiran banyak PTS baru di berbagai wilayah di Indonesia dan peningkatan kuota penerimaan mahasiswa baru di PTN menjadi tantangan tersendiri bagi PTS di Yogyakarta.
Hingga kini, Universitas Amikom Yogyakarta memiliki tiga program studi dengan status akreditasi Unggul, yakni S1 Sistem Informasi, D3 Teknik Informatika, dan D3 Manajemen Informatika. Upaya peningkatan mutu terus dilakukan melalui penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang berkelanjutan. Hal ini menjadi fondasi utama dalam menjamin kualitas proses pendidikan di tengah perubahan zaman yang dinamis. Keberhasilan Jumbo memberikan pelajaran penting, yakni kualitas konten dan strategi promosi yang tepat dapat menghasilkan dampak yang besar. Maka dari itu, selain fokus pada peningkatan mutu pendidikan dan akreditasi, strategi promosi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi juga harus menjadi perhatian serius.
Akhirnya, dua ayat dari Surah Saba’, yakni ayat 11–12 berikut, semoga dapat menjadi penguat semangat dalam menjalani perubahan dan terus berikhtiar memberikan yang terbaik. “Buatlah baju-baju besi besar dan ukurlah anyamannya serta kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala).” Wallahu a’lam.