Selasa 29 Aug 2023 20:05 WIB

Kemarau Diprediksi Lebih Panjang, Ratusan Desa di DIY Terancam Kekeringan

Wilayah yang paling banyak terdampak adalah Kabupaten Gunungkidul.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan desa di Provinsi DI Yogyakarta terancam mengalami kekeringan lebih panjang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kemarau akan berlangsung panjang hingga Januari 2024, dengan puncak musim hujan pada Februari 2024.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andy Aryanto menjelaskan, dari tiga kabupaten yang mengalami siaga kekeringan, wilayah yang paling banyak terdampak adalah di Kabupaten Gunungkidul.

Baca Juga

"Di Kabupaten Gunungkidul ada enam kapanewon dengan potensi kekeringan hingga 14 kapanewon, Bantul ada lima kapanewon, dan Kulonprogo ada lima kapanewon," ungkap Lilik saat dihubungi Republika, Selasa (29/8/2023).

Ia menjelaskan, sejauh ini masing-masing wilayah masih dapat memenuhi kebutuhan untuk dropping air melalui anggaran reguler yang dianggarkan setiap tahunnya. Bantuan dropping air telah disalurkan oleh BPBD masing-masing kabupaten dan lembaga-lembaga setempat seperti Palang Merah Indonesia (PMI).

"Anggaran yang sudah direncanakan masih cukup untuk masing-masing wilayah. Kalau tidak cukup nanti akan mengambil dari Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD," katanya.

Apabila anggaran tidak mencukupi, maka pihak Pemprov akan bersedia membantu menyalurkan air di tempat-tempat yang terdampak. Tidak hanya itu, lanjut Lilik, saat ini PMI DIY juga telah menyalurkan droping air di ketiga wilayah yang membutuhkan.

Lilik menegaskan bahwa kekeringan yang dimaksud berpengaruh pada sumber air bersih yang untuk dikonsumsi dan mandi. Sementara untuk pertanian, sejauh ini belum ada laporan terkena dampak kekeringan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement