Selasa 29 Aug 2023 22:06 WIB

Seratus Lebih Kalurahan di DIY Terancam Kekeringan

Bantul dan Gunungkidul telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Musim kemarau diprediksi akan berlangsung lebih panjang hingga Januari 2024.  Sejumlah wilayah di Provinsi DIY telah terdampak kekeringan dan meminta bantuan droping air.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, diperkirakan musim hujan akan masuk di dasarian 3 Oktober dan dasarian 1 November 2023, dengan puncak musim hujan Februari 2024.

Baca Juga

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andy Aryanto menjelaskan, wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan ada mencapai 107 kalurahan di tiga kabupaten yakni kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo.

Rinciannya, Gunungkidul ada sebanyak 14 kapanewon (56 kalurahan), Kulonprogo ada sembilan kapanewon (28 kalurahan), dan Bantul ada 10 kapanewon (23 kalurahan).

"Sedangkan yang sudah terdampak dan meminta dropping air ada enam kapanewon di Gunungkidul yang terdiri dari 19 kalurahan, lima kapanewon di Kulonprogo terdiri dari delapan kalurahan, dan lima kapanewon di Bantul yang juga delapan kalurahan," ujar Lilik kepada Republika, Selasa (29/8/2023).

Dari ketiga kabupaten tersebut, kabupaten Bantul dan Gunungkidul yang telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Sejauh ini masing-masing wilayah masih dapat memenuhi kebutuhan untuk dropping air melalui anggaran reguler yang dianggarkan setiap tahunnya.

"Dari masing-masing kabupaten telah menyiapkan anggaran dropping air dan apabila anggaran rutin telah habis maka akan menggunakan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT)," kata Lilik.

Bantuan dropping air telah disalurkan oleh BPBD masing-masing kabupaten dan lembaga-lembaga setempat seperti Palang Merah Indonesia (PMI). Lilik menegaskan bahwa kekeringan yang dimaksud berpengaruh pada sumber air bersih yang untuk dikonsumsi dan mandi. Sementara untuk pertanian, sejauh ini belum ada laporan terkena dampak kekeringan.

"Sektor pertanian sampai saat ini tidak ada laporan yang masuk, dan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan DIY telah melakukan pendampingan pola tanam yang sesuai," jelasnya.

Mengingat musim kemarau yang diprediksi lebih panjang ini, BPBD DIY pun menghimbau agar masyarakat bisa menghemat dalam pemakaian air, menjaga kelestarian tanaman di sekitar sumber mata air dan untuk jangka panjang dengan gerakan memanen air hujan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement