REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Delapan ekor sapi di Desa Kacangan, Sumberlawang, Sragen, yang mati mendadak sempat diduga karena terkena antraks. Namun, setelah dilakukan uji sampel, terungkap sapi tersebut mati karena cuaca ekstrem.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Sragen, Toto Sukarno, mengaku sempat ada kecurigaan sapi mati karena antraks. Pasalnya, kematian sapi tersebut terjadi secara mendadak dan beruntun sejak dua pekan lalu
"Sapi tersebut mati mendadak sejak dua pekan lalu. Awalnya tujuh, terus kemarin tambah satu lagi," kata Toto ketika dihubungi, Rabu (23/9/2023).
Pihaknya menjelaskan hasil dari uji sampel semua sapi tidak menunjukkan gejala atau negatif antraks. Ia menjelaskan kematian ternak lantaran perubahan cuaca yang ekstrem.
"Ya delapan ekor itu di Desa Kacangan semua, sampel sudah kita lakukan hasilnya negatif antraks. Hasilnya karena cuaca. Seperti kalau pagi dingin, siang panas dan malamnya dingin," katanya menjelaskan.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan kalau di musim kemarau ini biasanya peternak akan kesulitan mencari pakan ternak. Hal tersebut juga bisa menjadi penyebab lantaran ternak kekurangan asupan.
Di sisi lain, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak mengeluarkan ternaknya saat cuaca sangat terik dan memenuhi asupan ternak.
"Kan saat ini musim panas dan ijon-ijon (rumput) kan juga sulit, jadi kurang asupannya. Daya tahan tubuh ternak jadi berkurang. Jangan terlalu lama dikeluarkan, kalau di luar panas nggak usah dikeluarkan saja biar tetap di kandang. Kalau dikeluarkan dari kandang, taruh di tempat teduh," ujar dia.