REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Meski berbagai peralatan pendukung keamanan dan keselamatan telah dilengkapi, pengelola wisata tirta (air) tetap harus menyiapkan petugas penyelamat yang terlatih.
Bahkan untuk pengelolaan wahana wisata air tertentu juga wajib menyiapkan petugas penyelamat maupun pemandu yang telah memiliki kualifikasi dan bersertifikasi.
Hal ini untuk mendukung pengelolaan kegiatan wisata air yang berkeamanan dan berkeselamatan bagi para pengunjung (wisatawan).
Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta Indonesia (Balawista), I Made Suparka mengungkapkan, para pengelola tempat wisata air wajib menyiagakan petugas penyelamat yang sudah terlatih.
Meskipun potensi kecelakaan sangat kecil, petugas penyelamat yang sudah terlatih harus tetap disiagakan guna menjamin keamanan dan keselamatan para wisatawan.
“Bagi pengelola wisata air, keberadaan petugas penyelamat sangat penting,” katanya saat kegiatan Pelatihan Pemandu Keselamatan Wisata Air yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang bersama Balawista, di Hotel Amanda Hill, Rabu (20/9).
Karena itu, Suparka mengingatkan agar para pengelola tempat wisata air atau tirta menugaskan petugas penyelamat terlatih untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Prinsipnya, jangan mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan para pengunjung tempat maupun wahana wisata air,” ungkap pemegang lisensi Coast Guard (Penjaga Pantai) Australia ini.
Para petugas penyelamat air harus mengikuti pelatihan khusus, sehingga memiliki kompetensi yang mendukung untuk melaksanakan tugasnya misalnya mampu berenang sejauh 400 meter dengan waktu tempuh maksimal delapan menit.
Penjaga Pantai Kuta Bali ini juga menegaskan, kecakapan para petugas penyelamat akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan wisatawan.
Contoh di Pantai Kuta Bali yang menjadi favorit banyak wisatawan mancanegara, sebenarnya sangat berbahaya. Selain ombaknya yang besar juga arusnya sangat deras.
Maka standar penjaga pantai di Kuta itu sama dengan pantai-pantai di Australia dan diakui internasional. “Banyak wisatawan Australia yang akhirnya berkunjung ke Pantai Kuta karena merasa aman,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Sugiyanto menambahkan, pelatihan bagi pemandu wisata tirta bersama Balawista ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para petugas pengelola wisata air di Kabupaten Semarang.
Dinas Pariwisata memandang penting untuk memberikan bekal kemampuan bagi para petugas penyelamat di tempat/wahana wisata air.
Sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam pengelolaan wisata air. Seperti diketahui, sejumlah DTW di Kabupaten Semarang berupa wisata/wahana air.
“Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama empat hari ini diikuti sedikitnya 40 orang petugas dari berbagai tempat wisata air yang ada di wilayah Kabupaten Semarang,” ungkap Sugiyanto.