Kamis 28 Sep 2023 21:49 WIB

Pemkab Lumajang Masifkan Pendistribusian Beras Melalui Program SPHP

Bulog terus pasok beras ke seluruh daerah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erdy Nasrul
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, meninjau stok beras di gudang Bulog wilayah Sleman di Purwomartani, Sleman, Senin (25/9/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, meninjau stok beras di gudang Bulog wilayah Sleman di Purwomartani, Sleman, Senin (25/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang bersama Bulog tengah memasifkan pendistribusian beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Program itu menjadi salah satu upaya pemerintah menjaga stabilisasi harga sekaligus pengendalian inflasi di Lumajang.

Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan, Bulog sudah berkomitmen akan memberikan bantuan 40 ton beras. Bantuan ini sudah mulai dibagikan pada Senin (25/9/2023).

Baca Juga

Perempuan disapa Yuyun ini menyatakan, SPHP merupakan bentuk lain dari operasi pasar yang ditujukan membantu masyarakat mendapatkan harga beras yang lebih terjangkau. "Atau sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)," katanya.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, beras SPHP yang sudah disalurkan sampai 13 September 2023, tercatat sebanyak 653,994 ton.

Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya penimbunan stok beras, dia meminta stakeholder terkait dapat memantau atau mengontrol beras SPHP yang akan digelontorkan.

Selain itu, dia juga mengungkapkan, pemerintah daerah akan menggelar pasar murah pada Oktober 2023 mendatang. Hal ini lebih tepatnya dalam peringatan Hari Pangan Sedunia. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dua kali pada Oktober mendatang. 

Jangan timbun beras

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) VI Makassar Hilman Pujana mengingatkan setiap distributor agar tidak menahan atau menimbun bahan pangan, seperti beras, di tengah melonjaknya harga saat ini.

"Kita akan tetap awasi. Di sini ada Satgas Pangan dan kita harap distributor tidak menahan pasokan beras," ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Hilman Pujana mengatakan kenaikan harga pada komoditi beras dipengaruhi oleh beberapa sebab, bisa karena pasokan dan juga permintaan.

Kenaikan harga, kata dia, juga karena adanya fenomena El Nino sehingga musim kemarau lebih lama dari tahun sebelumnya, yang harusnya siklus tanam padi berjalan seperti dulu.

"Kita berharap para pelaku usaha di bidang distribusi agar tidak bermain-main, yang bisa mengganggu distribusi karena dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat," katanya.

Meski demikian ia juga sudah berkoordinasi dengan pihak Perum Bulog untuk ketersediaan beras. Apalagi Bulog sudah memastikan stok beras yang dimilikinya masih cukup tersedia hingga akhir tahun.

Sementara itu Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati mengatakan pihaknya bersama Perum Bulog telah menyiapkan 10 ton beras untuk disebar kepada masyarakat melalui operasi pasar.

"Kami siapkan 10 ton beras untuk operasi pasar. Kenaikan harga beras terasa sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Semoga dengan operasi pasar ini sedikit membantu," ujarnya.

Fatmawati Rusdi yang mendampingi PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengecek harga dan ketersediaan pangan di sejumlah pasar tradisional.

Hasil pemantauannya untuk harga beras medium naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram dan beras premium dari Rp 10 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram. Dengan demikian kenaikan harga beras berkisar antara Rp 2.000—Rp 3.000 per kilogram.

Pada dua pasar tradisional, yakni Pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng, selain beras, kata dia,  gula, ayam potong, dan jeruk nipis juga mengalami lonjakan harga. Ayam potong naik Rp 3.000 per ekor. Sementara harga jeruk nipis naik Rp 8.000, dari harga Rp 10 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

Fatmawati mengaku jika kenaikan berbagai beras dan komoditi lainnya itu dipicu oleh dampak El Nino. "Hampir semua kebutuhan masyarakat itu mengalami kenaikan dan itu dipicu oleh fenomena El Nino," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement