Senin 09 Oct 2023 14:14 WIB

BKSAP DPR: Serbuan Hamas karena PBB Diamkan Penindasan Israel

Sepanjang 2023 Israel sudah membunuh hampir 300 warga di Tepi Barat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bangunan yang hancur di Gaza akibat serangan udara Israel.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Bangunan yang hancur di Gaza akibat serangan udara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon menilai, serangan pejuang Hamas kepada Israel akibat dunia internasional dan PBB yang diam. Terutama, atas penindasan Israel kepada rakyat Palestina.

"Aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, Yahudisasi yang terus meluas, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah," kata Fadli, Senin (9/10/2023).

Ia merasa, Hamas tidak bisa disebut sebagai teroris. Apalagi, di sisi lain Israel terus dibiarkan melakukan kejahatan. Fadli mengingatkan, sepanjang 2023 Israel sudah membunuh hampir 300 warga di Tepi Barat.

Selain itu, melakukan provokasi penyerbuan sekitar 4.000 pemukim Israel terhadap kompleks Masjid Al Aqsa sepanjang Juni lalu. Namun sayang, dunia internasional tak melakukan langkah konkret apapun, termasuk PBB.

"Ini penting untuk diingatkan," ujar Fadli. Maka itu, ia meminta komunitas internasional untuk melakukan introspeksi atas sikap mereka.

Sebab, menurutnya, apa yang tengah terjadi sekarang jelas-jelas sinyal dari kegagalan komunitas internasional, termasuk PBB. Selain itu, sikap diam dari negara-negara besar dan lemahnya penegakkan tatanan dunia berbasis aturan.

Fadli pun mengingatkan, selama ini berbagai kejahatan Israel seperti dibiarkan komunitas global, termasuk PBB. Wakil Ketua Liga Parlemen Dunia untuk Al Quds tersebut turut menyayangkan, resolusi-resolusi PBB dilanggar terus oleh Israel.

Maka itu, rakyat Palestina di Gaza menggunakan hak perlawanan untuk kembali ke tanahnya. "Ini seperti para pejuang kita dulu melawan penjajah Belanda, rakyat Palestina merasakan ketidakadilan global," kata Fadli.

Lebih lanjut Fadli turut meminta semua pihak agar bisa bersikap objektif dan adil dalam memberikan pernyataan. Tujuannya, agar semua dapat meredakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban sipil di kedua belah pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement