Kamis 19 Oct 2023 14:00 WIB

Kekurangan Air Bersih Diperkirakan Hingga November, Dropping Air Sudah 25 Ribu Liter Lebih

Wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan yakni di Gunungkidul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
 Ilustrasi kekeringan
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyaluran (dropping) air bersih terus dilakukan di empat kabupaten di DIY yang terdampak bencana kekeringan. BPBD DIY menyebut telah mendistribusikan air bersih lebih dari 25 ribu liter. 

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto mengatakan, saat ini empat kabupaten yakni Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul berstatus siaga darurat kekeringan. Akibat musim kemarau, ketersediaan air bersih di beberapa kecamatan di empat kabupaten tersebut berkurang. 

Baca Juga

Bahkan, diperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga awal November 2023. Untuk itu, dropping air bersih pun dilakukan untuk mencukupi kebutuhan warga yang berada di kawasan terdampak kekeringan akan air bersih. 

"Saat ini empat kabupaten siaga darurat, dan beberapa kali sudah diperpanjang. Termasuk Kulonprogo yang (statusnya) 11 Oktober juga diperpanjang," kata Lilik di kantor BPBD DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (19/10/2023). 

Lilik menjelaskan, di Bantul ada 14 kelurahan di delapan kecamatan yang terdampak kekeringan. Di Sleman, ada lima kelurahan di empat kecamatan yang terdampak, sedangkan di Kulonprogo ada 17 kelurahan di tujuh kecamatan terdampak kekeringan. 

Wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan yakni di Gunungkidul dengan 56 kelurahan terdampak di 15 kecamatan. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap air bersih, dilakukan dropping air bersama dengan berbagai instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta, dan lembaga masyarakat. 

Jumlah dropping air bersih yang sudah dilakukan hingga Oktober ini, yakni 19.190.000 liter ke Gunungkidul, 3.475.000 liter ke Bantul, 1.710.000 liter ke Kulonprogo, dan 1.011.000 liter untuk Sleman. "Total yang sudah didistribusikan di DIY sebanyak 25.386.000 liter," ujar Lilik. 

Selain itu, juga dilakukan penanganan dampak kekeringan ini dengan pembuatan sumur bor oleh Dinas PUPESDM DIY di 23 titik. Pembuatan puluhan sumur bor tersebut dilakukan di Kulonprogo, Gunungkidul, dan Sleman. 

"Penanganan lain yang dilakukan dengan pengelolaan embung. Yang jadi kewenangan pemda ada 25 embung, dengan perincian di Gunungkidul ada sembilan lokasi, di Sleman ada delapan lokasi, di Kulon Progo ada empat lokasi, di Bantul ada tiga lokasi, dan Kota Yogyakarta ada satu lokasi," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement