Selasa 07 Nov 2023 17:20 WIB

Petani Ungkap Penyebab Harga Cabai Masih Tinggi

Harga komoditas cabai masih berada di atas Rp 80 ribu per kilogram.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi cabai terpedas, Ghost Pepper
Foto: ist
Ilustrasi cabai terpedas, Ghost Pepper

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Harga berbagai komoditas cabai di sejumlah pasar tradisional sedang kurang ramah bagi daya beli masyarakat. Terlebih kenaikan harga ini bersamaan dengan lonjakan harga beras di tingkat konsumen.

Di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Semarang, harga komoditas cabai masih berada di atas Rp 80 ribu per kilogram, khususnya untuk komoditas cabai jenis rawit merah. Sementara jenis cabai lainnya juga masih berada di atas 60 ribu per kilogram.

Baca Juga

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diiskumperindag) Kabupaten Semarang, harga cabai rawit merah saat ini mencapai Rp 87.500 per kilogram.

"Dibandingkan hari Senin (6/11) kemarin yang mencapai Rp 91.600 per kilogram, harga ini sudah mengalami penurunan sebesar Rp 4.100 per kilogram," ungkap Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang Heru Subroto di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (7/11/2023).

Sementara untuk komoditas cabai rawit hijau, jelas Heru, hari ini terpantau sebesar Rp 69 ribu per kilogram. harga ini juga telah mengalami penurunan dari hari sebelumnya yang mencapai Rp 71.600 per kilogram.

Sedangkan, harga komoditas cabai merah keriting hari ini sebesar Rp 68.500 atau turun sebesar Rp 3.000 per kilogram, jika dibandingkan harga hari sebelumnya yang mencapai Rp 71.500 per kilogram.

"Demikian pula dengan harga cabai merah besar (teropong), hari ini harganya berada di level Rp 63.500 per kilogram atau turun sebesar Rp 3.000 per kilogram dari harga kemarin sebesar Rp 66.500 per kilogram," jelasnya.

Terkait kondisi harga cabai yang masih mengalami lonjakan, sejumlah petani di lingkungan Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengakui, pasokan cabai dari petani memang berkurang. Banyak tanaman cabai yang rusak dan produktivitasnya juga rendah di tengah peralihan musim dari kemarau ke musim hujan seperti sekarang ini.

“Karena hujan belum merata, masih banyak tanaman cabai yang kekurangan air hingga pertumbuhan dan hasilnya juga kurang optimal,” ungkap Antoni (45), salah seorang petani di dusun Geblog, Desa Sidomukti.

Ia juga menjelaskan, pada kondisi cuaca yang sangat mendukung dan bagus, tanaman cabai di ladangnya rata-rata mampu berproduki hingga mencapai 8 ons hingga 1 kilogram cabai per pohon

Namun sekarang ini produksi tanaman cabai menurun dan paling banyak hanya bisa mencapai 3 – 4 ons per batang pohon. Penurunan produksi hingga setengah kilogram per pohon ini jika diakumulasi cukup besar.

"Karena pasokan cabai dari petani memang rendah, sangat dimungkinkan berpengaruh bagi pasokan hinga harga komoditas cabai di tingkat konsumen maupun di pasar- pasar tradisional (jatuhnya) masih cukup mahal," jelas Antoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement