Rabu 08 Nov 2023 13:44 WIB

Australia Catat Oktober Terpanas dalam 20 Tahun

Curah hujan 65 persen lebih rendah dibanding rata-rata 1961-1990.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Fernan Rahadi
Cuaca panas (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Cuaca panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Biro cuaca Australia mencatat Oktober terpanas dalam 20 tahun lebih karena pola cuaca El Nino. Cuaca panas dan kering memukul keras panen di produsen gandum terbesar di dunia. 

Dalam laporan kekeringan rutin bulan lalu lalu, Biro Meteorologi Nasional Australia melaporkan Negeri Kanguru mengalami Oktober terkering sejak 2002. Curah hujan 65 persen lebih rendah dibanding rata-rata 1961-1990. 

Baca Juga

Biro mengatakan, curah hujan di sebagian besar Australia kecuali Negara Bagian Victoria di bawah rata-rata. Negara Bagian Western Australia yang merupakan penghasil gandum terbesar sejauh ini mengalami Oktober terkering yang pernah tercatat. 

Setelah tiga tahun menerima curah hujan yang tinggi fenomena El Nino membawa cuaca panas dan kering ke Australia. September lalu menjadi bulan terkering sejak pencatatan dimulai 1900. 

Hujan di sebagian besar negara itu pada bulan Oktober lebih rendah dari proyeksi. Namun, proyeksi panen gandum Australia tahun ini masih turun 35 persen menjadi 26 juta ton. 

"Area kekurangan (curah hujan) secara umum telah meluas dan menjadi lebih parah di barat daya Australia Barat, tenggara Queensland, dan beberapa bagian dari Top End di Wilayah Utara dan ujung utara Queensland. Kekurangan curah hujan berkurang di Victoria bagian selatan dan Tasmania bagian timur," kata biro cuaca Australia, Selasa (7/11/2023).

Prakiraan jangka panjangnya curah hujan di bawah rata-rata hingga setidaknya Januari di Australia bagian utara, barat, dan selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement