Jumat 10 Nov 2023 01:58 WIB

Gunung Semeru Alami 19 Kali Gempa Erupsi, Status Siaga

Petugas juga mengamati asap kawah utama berwarna putih.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Gunung Semeru.
Foto: AP/Imanuel Yoga
Gunung Semeru.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru masih mengalami sejumlah gempa pada Kamis (9/11/2023) periode 06.00 sampai 12.00 WIB. Hal ini diungkapkan berdasarkan laporan petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Ghufron Alwi.

Gunung berketinggian 3.676 mdpl ini secara visual terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II. Petugas juga mampu mengamati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100 meter dari puncak. "Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut," katanya.

Berdasarkan pengamatan kegempaan, Gunung Semeru mengalami 19 kali gempa letusan/erupsi. Amplitudonya 12 sampai 22 milimeter (mm) dan lama gempa 64 hingga 160 detik.

Gunung ini juga mengalami empat kali gempa guguran dengan amplitudo 4 mm dan lama gempa 40 sampai 67 detik. Di samping itu, juga tercatat empat kali gempa embusan dengan amplitudo 6 sampai tujuh mm, dan lama gempa 53 hingga 68 detik.

Kemudian juga tercatat satu kali gempa tektonik jauh. Amplitudo gempa jenis ini sekitar 12 mm, S-P 61 detik dan lama gempa 127 detik.

Saat ini, Gunung Semeru masih level III atau siaga. Sebab itu, pihaknya merekomendasikan masyarakat  untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Dia juga merekomendasikan masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Semeru. "Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," jelasnya.

Selain itu, masyarakat didorong untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru. Terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Lalu juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendra Gunawan melaporkan, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (8/11/2023) pukul 10.53 WIB.

Erupsi ditunjukkan dengan adanya tinggi kolom abu yang teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Tidak hanya itu, gunung ini turut mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Besuk Kobokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement