REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa Indonesia terus menunjukkan solidaritas kemanusiaan terhadap para warga sipil Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel. Semangat dalam kepedulian terhadap sesama manusia adalah lentera yang cahayanya bisa menembus batas suku, ras, bangsa dan agama. Apa pun latar belakang seseorang, tidak layak menerima penderitaan seperti yang saat ini terjadi pada rakyat Palestina.
Membahas keprihatinan terhadap Palestina, Dosen UIN Alauddin Makassar, Abdul Rauf Amin, menjelaskan bahwa ada banyak cara untuk menyatakan keprihatinan, dukungan, dan solidaritas terhadap Palestina. Tentunya semua perlu melihat dan mengenali persoalan ini dari perspektif kemanusiaan.
"Mengenali tragedi ini melalui kaca mata kemanusiaan berarti kita sebagai warga negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam, bisa menunjukkan kepeduliannya terhadap siapa pun yang menjadi korban terlepas apapun bangsa atau agamanya," jelas Abdul Rauf di Makassar, Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, andaikata bukan Palestina yang menjadi korban, tetap saja peperangan akan menewaskan manusia yang tidak berdosa, termasuk anak-anak dan perempuan. Perang tidak akan membeda-bedakan dalam membuat kerusakan, entah itu pangkalan militer, sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, ataupun fasilitas publik lainnya. Berbagai kerugian yang ditimbulkan oleh perang tidak lagi memiliki relasi terhadap agama saja, namun berhubungan langsung terhadap aspek kemanusiaan.
Abdul Rauf yang pernah menulis buku Esai-Esai Maqasid Al-Syariah ini juga menghimbau, sebagai seorang muslim yang baik, umat harus memiliki kepedulian terhadap sesama manusia. Jangankan Palestina yang mayoritasnya beragama Islam, jika ada orang non Muslim yang dipersekusi kemudian dizalimi seperti itu, seharusnya semua memberikan dukungan, baik secara moral maupun material serta dilakukan dengan cara yang tepat.
"Beberapa pihak menunjukkan keprihatinannya dengan cara melakukan unjuk rasa. Selama ini dilakukan dengan bijak, tentu tidak ada salahnya. Tetapi menurut saya, cara yang lebih efektif adalah bagaimana kita selaku negara Indonesia mengaktifkan jalur diplomasi yang kita miliki," tuturnya.
"Indonesia perlu secara aktif terus mendorong hilangnya agresi militer Israel terhadap Palestina, dan saya kira Indonesia sudah memainkan peranannya dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang sangat lantang di PBB menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina," katanya.