Kamis 30 Nov 2023 13:08 WIB

Musim Hujan, Warga Malang Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Beberapa kecamatan dinilai rawan terkena dampak bencana.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas dari Dinas Pertamanan mengoperasikan alat berat untuk membersihkan puing-puing akibat banjir lumpur di Desa Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas dari Dinas Pertamanan mengoperasikan alat berat untuk membersihkan puing-puing akibat banjir lumpur di Desa Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Warga dan sejumlah instansi di Kabupaten Malang diminta untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi selama musim penghujan.

Hal ini diungkapkan Wakapolres Malang, Kompol Wisnu S Kuncoro, saat menggelar Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi di halaman Mapolres Malang.

Wisnu menjelaskan, adanya kerentanan geografis dan geologis Kabupaten Malang terhadap bencana alam khususnya bencana hidrometeorologi. Beberapa kecamatan dinilai rawan terkena dampak bencana.

"Terutama banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Brantas dan sungai-sungai besar lainnya yang melintasi wilayah tersebut," katanya.

Melihat besarnya ancaman bencana alam tersebut tersebut, diperlukan peningkatan kewaspadaan. Ditambah lagi, data BMKG menunjukkan, wilayah Kabupaten Malang akan memasuki musim penghujan dari November hingga puncaknya pada Januari-Februari, dengan prediksi peningkatan intensitas curah hujan.

Hal ini karena adanya pengaruh badai La Nina yang memicu peningkatan curah hujan dari 20 persen sampai 70 persen. Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim tersebut, perlu dibangun kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan darurat bencana dari berbagai elemen.

Adapun beberapa poin penting dalam kesiapan penanganan bencana di antaranya peningkatan sinergitas antar stakeholder, menyusun rencana kontijensi dan melakukan sosialisasi persuasif. Kemudian melaksanakan edukatif kepada masyarakat dan memastikan kesiapan mental dan fisik satuan tugas.

Pihaknya juga meminta masing-masing satuan tugas dari TNI Polri maupun pemerintah daerah saling berkoordinasi menyiapkan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi laksanakan pelatihan secara intensif.

Kemudian melakukan pengecekan secara intensif serta berkala terhadap seluruh peralatan besar yang telah dimiliki. "Termasuk menjaga kesehatan dan keselamatan dalam pelaksanaan tugas agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal,” katanya.

Ia berharap langkah ini dapat membuat Kabupaten Malang lebih siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan mengurangi risiko yang mungkin timbul.

Menurutnya, apel gelar pasukan ini menjadi langkah konkret untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di tengah ancaman bencana alam yang mungkin terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement