REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aparat kepolisian bakal melakukan sejumlah evaluasi menyusul terjadinya insiden kericuhan pada laga Kompetisi BRI Liga 1 saat PSIS Semarang menjamu PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Semarang, Ahad (3/12/2023) kemarin.
Pasalnya, usai pertandingan, kedua kesebelasan juga berlanjut dengan aksi perusakan bus serta penjarahan beberapa barang milik awak bus yang mengangkut rombongan para pendukung PSS Sleman.
“Dengan kejadian ini pasti akan menjadi evaluasi, baik dari PSSI maupun dari pihak keamanan,” ungkapnya, saat dimonfirmasi di mako Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah, di Semarang.
Misalnya, lanjut kabidhumas, terkait dengan parkir dan lain sebagainya. Sehingga insiden seperti bentrokan antar pendukung kesebelasan maupun insiden yang terjadi setelah pertandingan Ahad kemarin tidak terulang kembali.
Lebih lanjut kabidhumas juga menyampaikan, atas insiden tersebut aparat kepolisian, dalam hal ini Polrestabes Semarang, telah memeriksa 13 orang saksi, baik dari pendukung PSIS, masyarakat, maupun awak bus.
Karena ternyata juga ada kernet bus yang diancam dan uang dari dalam dompetnya diambil. Namun sejauh ini belum ada yang ditahan dan proses penyelidikan masih terus dilakukan. “Nanti hasilnya seperti apa kita koordinasikan lagi dengan jajaran di Polrestabes Semarang,” lanjutnya.
Soal ribuan pendukung PSS Sleman yang datang ke Stadion Jatidiri, Satake Bayu juga menyampaikan jika persoalan tersebut juga akan menjadi salah satu materi evaluasi yang akan dilakukan.
Khususnya ke panitia penyelenggara (panpel) pertandingan. “Kenapa ada sekitar 1.600 superter tamu bisa datang ke Stadion Jatidiri Semarang pada saat pertandingan tersebut,” tegas dia.
Seperti diketahui, kericuhan antar pendukung PSIS Semarang dengan PSS Sleman sempat pecah di dalam stadion, pada saat digelar pertandingan lanjutan kompetisi BRI Liga 1 di Stadion Jatidiri.
Ketika pertandingan usai, juga terjadi perusakan saat sejumlah bus yang akan menjemput para pendukung PSS Sleman bertemu atau dihentikan oleh sekitar 30 orang pengendara roda dua yang kemudian melakukan aksi pelemparan batu.
Sehingga mengakibatkan lima bus mengalami pecah kaca dan satu unit kendaraan minibus yang juga mengalami pecah kaca. Kasus ini kini dalam penyelidikan dan penanganan aparat Polrestabes Semarang.