REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul (Dishub) akan menyediakan satu unit bus sekolah. Armada bus sekolah tersebut rencananya akan mulai beroperasi pada semester II 2024.
Kepala Bidang Angkutan Dishub Bantul, Toto Pamudji Rahardjo menjelaskan, pihaknya akan melakukan persiapan dan kajian untuk rute sebelum diluncurkan pada tahun ajaran baru pada Juni 2024.
"Nanti kita selenggarakan di semester II yaitu Juni 2024. Persiapan semester I kita lakukan kajian untuk rute dulu," ujar Toto saat ditemui di kantornya, Dinas Perhubungan Bantul, kompleks Pemda Manding, Kabupaten Bantul, Kamis (7/12/2023).
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan, terdapat tiga rute yang memerlukan armada bus sekolah. Wilayah tersebut di antaranya di Kapanewon Sedayu, Imogiri, dan Pajangan.
Pada tahap pertama, Dishub akan meluncurkan satu armada bus sekolah di Kapanewon Sedayu. Untuk dua rute lainnya, Toto mengungkapkan pihaknya telah mengusulkan tiga armada bus sekolah ke Kementerian Perhubungan RI.
"Kita mencoba di Sedayu dulu. Sambil berjalan kami mengusulkan ke Kemenhub untuk mengusulkan penambahan armada bus sekolah, supaya melengkapi armada bus sekolah di Bantul," ujar Toto.
Apabila telah disetujui penambahan armada bus sekolah, nantinya Dishub akan menyediakan prasarana dan operasional untuk bus gratis tersebut.
Menurut Toto, upaya pengadaan bus sekolah ini akibat dari maraknya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
"Mereka tidak memiliki SIM, anak SMA baru bisa punya SIM kelas 2. Tapi SMP sudah naik motor dan ini menyebabkan sering kecelakaan," katanya.
Selain itu, pengadaan bus sekolah diharapkan dapat mengurangi kemacetan pada jam-jam sibuk akibat maraknya penggunaan sepeda motor.
Kepala Seksi Angkutan dan Keselamatan Transportasi Dishub Bantul, Wahyu Tri Wicaksono menambahkan berdasarkan kajian, rute yang dipilih merupakan rute yang belum dilewati angkutan umum, tetapi memiliki jumlah sekolah yang banyak.
Ini yang menjadi penyebab banyaknya siswa sekolah menggunakan sepeda motor untuk berangkat sekolah. Bahkan dari survei, sedikitnya siswa setiap sekolah pernah mengalami kecelakaan motor.
"Saat survei datang ke sekolah di SMAN 1 Bantul ternyata setiap satu bulan sekali ada siswa yang kecelakaan motor," ungkap Wahyu.
Untuk rute Sedayu- Bantul, diperkirakan ada sebanyak 13 sekolah dengan jumlah siswa mencapai sekitar 1.000. Apabila sekitar 10 persen atau 100 siswa berminat menggunakan bus sekolah, maka satu unit bus dengan kapasitas penumpang sebanyak 25 orang, tidak akan mencukupi.
"Idealnya kan ada dua untuk rute dua arah. Tapi kalau animonya sudah cukup nanti kita koordinasikan cari rute lain, kami menunggu pengadaan tiga unit bus lagi dari Kemenhub," katanya.
Untuk jadwal bus, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bantul.
Kepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko, mengapresiasi upaya pengadaan armada bus sekolah oleh Dishub. Ia mengakui jarak sekolah yang cukup jauh dari tempat tinggal para siswa yang membuat mereka banyak melanggar aturan lalu lintas dengan mengemudi sepeda motor tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM).
"Selama ini banyak anak-anak usia SMP yang bawa motor ke sekolah karena terkendala jarak yang cukup jauh dari rumah ke sekolah," ujar dia.
Diharapkan, dengan adanya bus sekolah gratis dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada anak-anak usia sekolah.