Ahad 10 Dec 2023 17:02 WIB

Kementerian ESDM: Gunung Merapi Berstatus Siaga

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Yusuf Assidiq
Visual AGP Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat (10/11/2023) pagi.
Foto: Dokumen
Visual AGP Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat (10/11/2023) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan status Gunung Merapi, Yogyakarta, saat ini berstatus Siaga. Hingga 9 Desember 2023, kejadian APG (Gambar 2) sejumlah 8 kali yang tercatat di seismogram dengan durasi maksimum 360 detik dan amplitudo maksimum 78 mm.

Hujan abu vulkanik dampak erupsi dilaporkan terjadi di Pos Pengamatan Merapi Babadan pada pukul 15.07 WIB. Aktivitas kegempaan di Merapi didominasi oleh gempa multifase (MP) dan gempa guguran (RF).

Sejak Agustus 2023, gempa MP terekam sebanyak rata-rata 188 kejadian per hari, gempa Volkano-Tektonik Dangkal (VB) 5 kejadian per hari, dan gempa RF sebanyak 129 kejadian per hari. Pasca kejadian APG pada 4 Desember 2023, terjadi kenaikan jumlah gempa VB sebanyak sembilan kejadian per hari dan gempa RF yakni 161 kejadian per hari.

"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA"," kata Plt Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Ahad (10/12/2023).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh km.

Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga km dan Sungai Gendol lima km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga km dari puncak.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan APG terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi," kata Wafid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement