REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komunitas pemulung dampingan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mardiko, menerima kunjungan dari mahasiswa University of Technology Sidney Australia di TPST Piyungan Bantul, Ahad (10/12/2023). Program kunjungan ini merupakan rangkaian dari program Global Work Studio yang juga bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinator program, Kesty Pringgoharjono, mengatakan tertarik dengan kiprah Muhammadiyah, khususnya MPM yang memiliki fokus pada program manajemen pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. "Kami senang bisa berkesempatan melihat dan belajar langsung proses pemilahan hingga pengolahan sampah di sini," kata Kesty dalam keterangannya.
Komunitas Mardiko setiap harinya rutin memilah dan memilih sampah yang masuk di TPST Piyungan. Untuk sampah organik, Mardiko memiliki budi daya maggot dan pengolahan kompos yang prosesnya terpusat di Rumah Produksi.
Ketua Bidang Daerah 3T dan Komunitas Khusus MPM PP Muhammadiyah, Sudarmini, menerangkan pada saat ini Komunitas Mardiko menghadapi tantangan yakni kebijakan penutupan TPST Piyungan.
"MPM punya komitmen sejak 2016 mendampingi, termasuk mengupayakan pendampingan ratusan pemulung yang nasibnya terancam," katanya.
Saat ini, MPM PP Muhammadiyah tengah membekali kemampuan pemulung dan memberikan bantuan fasilitas alat teknologi. "Dibantu juga oleh Lazismu, kita akan sediakan fasilitas truk dan alat untuk membantu memilah sampah," ungkap dia.
Para mahasiswa dan perwakilan dari Disperindag DIY kemudian diajak untuk berkeliling wilayah TPST untuk melihat proses dan aktivitas pengelolaan sampah di sana.