Selasa 26 Dec 2023 15:20 WIB

Bersiap Liburan? Cek Dulu Prakiraan Cuaca DIY Tiga Hari ke Depan

Potensi hujan yang terjadi dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas menunjukkan citra satelit cuaca di kantor Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG)
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Petugas menunjukkan citra satelit cuaca di kantor Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wilayah DIY sudah kebanjiran wisatawan sejak libur Natal 2023 dan memenuhi sejumlah kawasan wisata. Diperkirakan lonjakan wisatawan akan terus terjadi hingga Tahun Baru 2024 nanti.

Meski begitu, wisatawan diharapkan dapat memantau kondisi cuaca selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 ini. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengantisipasi potensi-potensi bencana yang mungkin terjadi khususnya di kawasan wisata yang masuk dalam daerah rawan bencana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengatakan dalam tiga hari ke depan yakni 27-29 Desember 2024 berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah di DIY. Kondisi ini diperkirakan dapat terjadi dari siang hingga sore hari.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, pun meminta masyarakat maupun wisatawan untuk waspada terhadap potensi hujan tersebut. Pasalnya, potensi hujan yang terjadi dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Ia merinci pada 27 Desember 2023 ada potensi hujan sedang hingga lebat di Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulonprogo bagian utara. Sedangkan, pada 28-29 Desember 2023, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul bagian utara, Kabupaten Kulonprogo bagian utara, dan Kabupaten Gunungkidul bagian utara.

"Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang," kata Warjono, Selasa (26/12/2023).

Dijelaskan, prediksi kondisi cuaca tersebut berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini yang dilakukan BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta. Pihaknya mengidentifikasi bahwa adanya pusat tekanan rendah di Laut Cina Selatan di sebelah barat Kalimantan.

"Sehingga menyebabkan daerah belokan angin (shearline) di Laut Jawa yang menyebabkan perlambatan kecepatan angin," ungkap Warjono.

Secara umum, pola angin baratan mulai aktif. Namun, sebagai dampak pola siklonik tersebut, pola angin yang mendominasi di wilayah Jawa pada umumnya dan DIY pada khususnya masih bertiup dari arah tenggara–barat daya dengan kecepatan berkisar 20–35 kilometer jam.

"Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5–5,5 kilometer (level 850-500 mb) berkisar antara 70–95 persen (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY lebih dominan terjadi pada siang-sore hari," jelasnya.

   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement