Rabu 07 Feb 2024 05:29 WIB

Antisipasi Hujan Abu Vulkanik Gunung Semeru, BPBD Lumajang Siap Bagikan Masker

Gunung Semeru sempat mengalami erupsi yang disertai abu vulkanik.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Gunung Semeru.
Foto: EPA-EFE/SUSANTO
(ILUSTRASI) Gunung Semeru.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bersiaga mengantisipasi potensi terjadinya hujan abu vulkanik Gunung Semeru. BPBD mempunyai stok masker untuk dibagikan kepada masyarakat.

Beberapa hari terakhir Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi hampir setiap hari. “Sejauh ini, erupsi Gunung Semeru aman terkendali dan tidak berdampak signifikan pada aktivitas warga,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga

Berdasarkan data di laman MAGMA Indonesia Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terdata 32 kali letusan Gunung Semeru sejak 1 Januari hingga 5 Februari 2024 pukul 11.30 WIB. Pada 6 Februari 2024, terdata setidaknya dua kali erupsi, yaitu pada pukul 05.52 WIB dan 07.30 WIB.

Dua kali erupsi tersebut disertai dengan abu vulkanik, dengan ketinggian 500 meter hingga 1.000 meter di atas puncak, dan teramati kolom abu vulkanik berwarna putih, kelabu, hingga cokelat, dengan intensitas tebal ke arah timur laut.

Mengantisipasi hujan abu vulkanik yang berdampak terhadap masyarakat, BPBD Kabupaten Lumajang siap membagikan masker. “Stok masker di BPBD Lumajang sekitar 10 ribu masker untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi hujan abu vulkanik pascaerupsi, sehingga siap didistribusikan apabila diperlukan,” kata Wawan.

Status Gunung Semeru saat ini masih Level III atau Siaga. Dengan status tersebut, BPBD Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara atau sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak gunung.

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

“Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” kata Wawan.

Kemudian mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement