REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, meluncurkan program “Cerita dan Dongeng Literasi Masuk dan Berinteraksi di Sekolah” (Cendol Manis). Salah satu dengan mendorong peran pendongeng.
“Tujuan inovasi Cendol Manis ini untuk menumbuhkan budaya literasi anak usia dini, mewadahi dan mengembangkan komunitas pendongeng literasi, serta membangun kemitraan dengan swasta dan masyarakat dalam pembudayaan literasi,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Sri Wantini, dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024).
Sri mengatakan, realisasi program Cendol Manis itu, antara lain kunjungan motor keliling perpustakaan ke sekolah atau komunitas dengan membawa pendongeng literasi, menyajikan bahan bacaan untuk anak-anak, dan penyampaian pesan-pesan arti pentingnya literasi kepada anak-anak melalui dongeng literasi.
Interaksi antara pendongeng, pendamping, dan anak-anak diharapkan mengarah pada upaya untuk menumbuhkan budaya gemar membaca, memahami, atau menangkap pesan dari apa yang dibaca atau didengar dari pendongeng.
Menurut Sri, Cendol Manis juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan keberanian anak-anak dalam mengemukakan pendapat.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berharap Cendol Manis dapat mendorong minat baca anak. “Saat ini dibutuhkan solusi menarik agar kegiatan edukasi menjadi lebih menyenangkan. Cendol Manis menjadi sebuah gebrakan kreatif yang dapat menstimulasi minat baca anak,” ujar dia.
Bupati pun mengapresiasi upaya menumbuhkan budaya literasi lewat dongeng. Dongeng, kata dia, biasanya penuh pesan moral yang mampu membantu membentuk kepribadian anak.
“Melalui dongeng, kita menjadi akrab dengan cerita, buku, dan bahkan bebas berimajinasi. Melalui dongeng, kita dapat membantu anak-anak berpikir kreatif dan belajar berkomunikasi dengan orang lain. Melalui dongeng kita bahkan dapat menanamkan norma-norma, nilai kebaikan, rasa empati, dan sebagainya,” ujar Bupati.