Kamis 14 Mar 2024 22:30 WIB

Petani Binaan YDSF di Jember Panen 35 Ton Jagung Hasil Wakaf Produktif

Jagung kering hasil panen petani sudah langsung ada pembelinya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petani mengemas jagung kering.
Foto: ANTARA/Akbar Tado
(ILUSTRASI) Petani mengemas jagung kering.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Setelah melakukan pemberdayaan petani melalui budi daya porang dan pisang, Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) memperluas lahan wakaf produktif di beberapa daerah. Salah satunya di wilayah Dusun Batu Ampar, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Di dusun tersebut dikembangkan budi daya jagung di lahan seluas sekitar 8,9 hektare. Hasil pengembangan wakaf produktif tersebut dilaporkan mampu menghasilkan panen jagung kering sebanyak 35 ton.

Baca Juga

Hasil panen itu langsung dirasakan oleh komunitas tani mandiri binaan YDSF. Para petani tidak perlu bingung untuk menjual hasil panen karena sudah langsung dibeli oleh perusahaan di Jember.

Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada donatur dan wakif yang mendukung program wakaf produktif YDSF ini,” ujar Direktur Utama YDSF Jauhari Sani, Kamis (14/3/2024).

Jauhari menjelaskan, program pemberdayaan petani melalui tanam jagung ini merupakan hasil sinergi sejumlah pihak, antara lain warga setempat, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, dan PT Benih Citra Asia selaku pembeli hasil panen. Proses tanam jagung di Batu Ampar itu dimulai pada Desember 2023, dengan memanfaatkan lahan kosong yang tidak terpakai milik PTPN XII.

Menurut Jauhari, jagung yang dibudidayakan petani di Batu Ampar merupakan jenis pembibitan dan harganya pun tidak mengikuti pasar. Harga jagung hasil panen telah ditentukan saat kontrak awal sebelum tanam. Di mana jagung hasil panen petani dihargai sekitar Rp 4.000 per kilogram, yang merupakan harga rata-rata di Kabupaten Jember.

“Kami bersyukur usaha ini membuahkan hasil dan mereka dapat keuntungan dari lahan kosong yang tidak diberdayakan. Dari sembilan petani ini telah terhimpun 8,9 hektare yang menjadi area kawasan pemberdayaan kita. Kami berharap ke depan ini menjadi sebuah pilot project dan akan terus diperluas manfaatnya di banyak keluarga petani,” kata Jauhari.

Alfa (47 tahun), salah seorang petani binaan YDSF, mengaku gembira dengan hasil panen jagung kali ini. Menurut dia, meskipun terkendala kondisi cuaca, usaha merawat tanaman jagung akhirnya membuahkan hasil.

“Terima kasih semuanya yang telah membantu kami dengan program ini. Insyaallah, kami akan lebih semangat lagi untuk meningkatkan produksi jagung ke depannya,” kata Alfa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement