Oleh : Dr. Suciati, S.Sos, M.Si
REPUBLIKA.CO.ID, Mental atau ruh merupakan anugerah yang berkontribusi dalam pemilihan perbuatan baik dan buruk manusia. Mental sehat membuat manusia senantiasa bahagia dalam menjalani hidup, demikian juga sebaliknya.
Tanda-tanda mental tidak sehat antara lain: 1) timbulnya rasa cemas dan kegelisahan, 2) selalu iri hati setiap ada orang lain yang sukses, 3) sedih dalam menghadapi problem kehidupannya, 4) merasa rendah diri pada setiap orang, 5) pemarah dalam menyelesaikan persoalan, dan 6) bimbang dan ragu dalam menentukan sikap.
Sementara dalam kitab Mizan al-A’mal, imam al-Ghazali memberikan pendefinisian tentang beberapa makna kebahagiaan, di antaranya:
Pertama, kebahagiaan adalah keabadian tanpa kesementaraan, kenikmatan tanpa kepayahan, kegembiraan tanpa kesedihan, kekayaan tanpa kefakiran, kesempurnaan tanpa kekurangan, dan kemuliaan tanpa kehinaan.
Kedua, kebahagiaan akhirat merupakan suatu keabadian yang tidak dikurangi oleh masa dan batas waktu.
Ketiga, kebahagiaan merupakan harapan dan tuntutan manusia, maka manusia perlu mengenali teori kebahagiaan dan mengaplikasikan dalam kehidupannya.
Keempat, kebahagiaan merupakan sampainya seseorang pada tahapan tersingkapnya ilham dari Allah dan terbebas dari kotoran-kotoran nafsu yang melekat dalam dirinya.
Ibadah sebagai psikoterapi manusia adalah solusi bagi penyakit mental yang membuat jiwa selalu tenang. Sejauh mana ibadah itu dilakukan dan pengaruhnya terhadap jiwa? Penjelasan berikut mengulas beberapa bentuk ibadah dan efeknya secara psikis, yang kemudian dikenal dengan psikoterapi melalui amalan ibadah.
1.Shalat
Shalat yang berarti doa memohon kebaikan ternyata memiliki pengaruh yang sangat efektif untuk mengobati rasa sedih dan gundah gulana yang menghimpit manusia. Betapa tidak, ketika shalat didirikan dengan menyempurnakan wudhu, niat yang ikhlas, adab-adab seperti tuma’ninah (tenang sejenak), gerakan yang tidak tergesa-gesa, memahami makna bacaan sholat, akan mendatangkan kekhusyukan dan menjadi terapi bagi tubuh dan jiwa. Jiwa akan menjadi tenang, dengan syarat jika shalat dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
2. Zikir
Orang-orang yang beriman dan hati mereka akan menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. Alquran menjelaskan begitu penting melakukan dzikrullah untuk menentramkan hati hamba-Nya yang beriman. Rasulullah SAW pun pernah bersabda: "Tidaklah suatu kelompok yang duduk berzikir melainkan mereka akan dikelilingi oleh para malaikat. Mereka mendapat limpahan rahmat dan mencapai ketenangan. Allah SWT akan mengingat mereka dari seseorang yang diterima di sisi-Nya" (HR. Muslim dan Tirmidzi).
3. Membaca Alquran
Allah SWT berfirman, 'Barangsiapa menyibukkan diri untuk membaca Alquran sehingga lupa untuk berdoa dan memohon kepada-Ku, Aku memberinya pahala yang lebih utama daripada pahala orang-orang yang bersyukur.'" (HR. At-Tirmidzi). Membaca kitab suci Alquran membuat perasaan, hati, dan pikiran kita menjadi tenteram. Mengapa? Karena dalam kitab suci Alquran, ayat-ayatnya mengandung kenikmatan dan keindahan yang dapat dirasakan oleh ahli Alquran. Ibnu Majah juga meriwayatkan bahwa Ibn Mas’ud berkata, "Hendaklah kalian berobat dengan Alquran dan madu."
4. Shaum
Ibadah puasa mengandung beberapa manfaat yang besar, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Puasa merupakan sarana latihan untuk menguasai dan mengontrol motivasi atau dorongan emosi, serta menguatkan keinginan dalam mengalahkan hawa nafsu dan syahwat. Puasa juga berfungsi untuk mencegah depresi dan mengurangi kecemasan. Saat berpuasa, tubuh mengeluarkan hormon endofrin yaitu hormon yang membuat bahagia. Peningkatkan hormon ini kemudian dapat membuat mood lebih bahagia, mencegah depresi dan meringankan masalah kecemasan.
5. Haji
Ibadah haji berasal dari rekam jejak Nabi Ibrahim AS. Manfaat ibadah haji dapat melatih kesabaran, melatih jiwa untuk berjuang, serta mengontrol syahwat dan hawa nafsu. Ibadah haji bisa menjadi terapi atas kesombongan, dan berbangga diri sebab dalam praktik ibadah haji kedudukan semua manusia sama di mata Allah. Jiwa seorang hamba yang suci akan tenang. Ia mendapatkan ridha Allah adalah dengan mengorbankan apa yang paling disayangi dan dimiliki. Setelah itu dengan perjuangan keras, penuh tawakal terimplementasikan dalam kehidupan hamba yang berserah diri.