Rabu 20 Mar 2024 12:09 WIB

Ribuan Hektare Lahan Padi di Jateng Terdampak Banjir

Lahan padi terdampak banjir itu tersebar di sejumlah daerah wilayah Jateng.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petani memanen padi di lahan sawah yang tergenang banjir.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
(ILUSTRASI) Petani memanen padi di lahan sawah yang tergenang banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melaporkan ada ribuan hektare lahan pertanian yang terdampak banjir. Di antaranya lahan pertanian atau sawah tanaman padi.

Kepala Distanbun Provinsi Jateng, Supriyanto, mengatakan, lahan pertanian yang terdampak banjir tersebar di wilayah Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara, dan Pati. 

Baca Juga

Berdasarkan data per 15 Maret 2024, menurut Supriyanto, di wilayah Pati dilaporkan ada sekitar 6.961,4 hektare lahan padi yang terdampak banjir. “Umur padi 10-80 HST (hari setelah tanam). Ada juga lahan jagung dengan luas 153,1 hektare tergenang di Pati,” kata dia, Selasa (19/3/2024).

Di Kabupaten Grobogan, dilaporkan ada sekitar 4.381 hektare lahan tanaman padi yang terdampak banjir, dengan umur tanaman padi sekitar 5-100 HST. Ada lahan komoditas lain juga yang terdampak. “Lahan jagung seluas 152 hektare juga terdampak banjir di Grobogan. Komoditas bawang merah juga. Lahan yang terkena banjir seluas 84 hektare,” kata Supriyanto.

Supriyanto mengatakan, di wilayah Kabupaten Demak dilaporkan juga ada lahan bawang merah yang terdampak banjir. Luasnya sekitar 765,76 hektare. Adapun lahan padi yang terdampak banjir sekitar 162 hektare.

Di Kabupaten Kudus, menurut Supriyanto, ada sekitar 2.776 hektare lahan padi terdampak banjir, dengan umur padi 10-90 HST. Lahan tanam melon dan cabai juga terdampak. “Ada 63 hektare lahan tanaman melon dan empat hektare lahan cabai yang terdampak (banjir) di Kudus,” katanya.

Sementara di wilayah Jepara dilaporkan lahan padi terdampak banjir sekitar 1.989 hektare, dengan umur padi sekitar 30-80 HST.

Supriyanto mengatakan, data tersebut dimungkinkan terus bertambah mengingat banjir yang belum surut di sejumlah daerah. Distanbun belum bisa memastikan lahan pertanian yang puso atau mengalami kerusakan akibat banjir.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement