REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan pihaknya telah mencoret lebih dari 600 ribu penerima bantuan sosial (bansos) karena terbukti bermain judi online (judol). Namun dia menyebut, saat ini terdapat 200 ribu yang mengajukan reaktivasi.
"Saya sudah sampaikan berulang-ulang, ada 600 ribu lebih (penerima bansos terlibat judol). Dua ratus ribu itu kemarin mengusulkan untuk reaktivasi karena hasil ground check-nya mungkin dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima bansos," kata Gus Ipul kepada awak media seusai menghadiri rapat koordinasi pengelolaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa (25/11/2025).
Gus Ipul mengungkapkan, 200 ribu penerima bansos yang mengajukan reaktivasi setelah sebelumnya dicoret akibat bermain judol berasal dari seluruh Indonesia. Dia mengatakan, saat ini Kementerian Sosial (Kemensos) tengah melakukan proses verifikasi terhadap pengajuan reaktivasi tersebut.
"Tapi yang sudah bisa dikatakan diterima itu lebih dari 70 ribu," ujar Gus Ipul.
Kemensos mengetahui adanya 600 ribu penerima bansos yang bermain judol setelah menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Hal itu pun disinggung Gus Ipul saat menyampaikan paparan soal pentingnya pemutakhiran DTSEN di Kantor Gubernur Jateng.
"Kami ke PPATK, ternyata penerima bansos main judol juga, (jumlahnya) 600 ribu. Ada yang mengaku sebagai pegawai BUMN, ASN, TNI/Polri. Itu semua mulai terbuka pelan-pelan," kata Gus Ipul.
Dalam paparannya, Gus Ipul sempat menyinggung tentang 45 persen penyaluran bansos yang ditengarai tidak tepat sasaran. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Merespons temuan DEN, Kemensos kemudian melakukan pengecekan lapangan atau ground check terhadap 12 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). "Kami, dengan pendamping, dengan petugas BPS, dengan pemda, melakukan ground check. Sudah ada 12 juta (KPM) yang kita ground check. Dari 12 juta itu, ada 1,9 juta yang dinyatakan tidak layak menerima bansos," kata Gus Ipul.