Kamis 21 Mar 2024 16:01 WIB

INH Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Wilayah Terisolasi di Gaza Utara

Saat ini bantuan lebih banyak masuk ke wilayah Gaza bagian selatan.

International Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan sejumlah paket bantuan kemanusiaan ke lokasi terisolasi di Jalur Gaza Utara tepatnya di kamp pengungsian Jabalia, Bait Lahia, Bait Hanoon, Shaikh Radwan dan Shojayah.
Foto: dokpri
International Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan sejumlah paket bantuan kemanusiaan ke lokasi terisolasi di Jalur Gaza Utara tepatnya di kamp pengungsian Jabalia, Bait Lahia, Bait Hanoon, Shaikh Radwan dan Shojayah.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setelah melalui proses panjang, lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) berhasil menyalurkan sejumlah paket bantuan kemanusiaan ke lokasi terisolasi di Jalur Gaza Utara tepatnya di kamp pengungsian Jabalia, Bait Lahia, Bait Hanoon, Shaikh Radwan dan Shojayah. 

Kelima kamp pengusian di Gaza utara ini merupakan lokasi terparah sejak terjadinya penyerangan tentara Israel sejak 7 oktober 2023 silam.

"Alhamdulillah setelah melalui proses panjang bantuan kemanusiaan INH yang merupakan hasil penggalangan dana dari masyarakat Indonesia kami salurkan ke titik-titik lokasi terparah sejak penyerangan tentara Israel ke Jalur Gaza,” kata Ibnu Hafidz Manager Program INH, Kamis (21/3/2024).

Menurutnya, bantuan kemanusiaan yang berhasil didistribusikan di antaranya makanan hangat atau hot meal, bantuan musim dingin, uang tunai, air bersih siap minum, pakain untuk pengungsi dan paket sembako untuk keluarga korban perang dan genosida.

"Jalur Gaza bagian utara merupakan wilayah terparah, hampir semua bangunan yang ada di lokasi tersebut rata dengan tanah, sementara bantuan kemanusiaan sangat minim yang masuk ke wilayah utara Gaza," katanya.

Saat ini, lanjut Ibnu, bantuan lebih banyak masuk ke wilayah Gaza bagian selatan seperti di kawasan Raffa, Khan Younis dan daerah-daerah perbatasan Mesir. Sementara daerah lainya di Jalur Gaza utara sangat minim bantuan lantaran daerah tersebut telah hancur porak-poranda dan terisolasi serta rawan dari ancaman maut.

"Relawan kami terus bergerak cepat untuk bisa terus membantu pendistribusian makana dan logistik ke kamp-kamp pengungsian, seperti makanan siap saji yang kami masak dengan menggunakan kayu bakar karena minimnya bahan baku disana," ujarnya.

Pada Ramadhan ini juga, kata Ibnu, pihaknya terus mendistribusikan paket makanan siap saji untuk para pengungsi di wilayah tersebut. Semoga saja distribusinya bisa terus berjalan lancar dan saudara-saudara kita di Gaza bisa melaksanakan ibadah puasa dengan hikmat meski serba kekurangan.

"Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah ikut serta dalam mensukseskan program bantuan kemanusiaan untuk Gaza, kami masih terus membuka donasi untuk kemanusiaan hingga jalur Gaza dinyatakan aman dari peperangan," katanya.

Sebelumnya, kantor kemanusiaan PBB sempat mengatakan mereka tidak dapat mengirimkan truk-truk bantuan ke utara Gaza. Lantaran perang di wilayah kantung yang terkepung tersebut berkecamuk. Bahkan PBB menyamakan Gaza Utara sebagai neraka dunia.

Angka kematian di Jalur Gaza bagian utara tergolong sangat tinggi. Tak hanya itu minimnya bantuan yang masuk juga berdampak terhadap meningkatnya jumlah kelaparan diwilayah tersebut. Rumah sakit di Gaza dipenuhi pasien anak yang kelaparan dan kekurangan gizi akut. Salah satunya adalah Fadi al-Zant yang berusia enam tahun. Ia mengalami kekurangan gizi akut, tulang rusuknya menonjol di bawah kulit kasar, matanya cekung saat ia terbaring di tempat tidur di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement