Rabu 19 Nov 2025 19:21 WIB

Masuki Hari Kelima, 26 Korban Hilang Longsor Banjarnegara Belum Ditemukan

Tim SAR gabungan menghadapi beberapa kendala dalam proses pencarian korban hilang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Tim SAR Gabungan melakukan proses pencarian korban longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). Pada hari keempat operasi SAR gabungan untuk bencana tanah longsor itu dipusatkan pada tiga sektor titik longsoran yang dianggap paling potensial guna menemukan dan mengevakuasi korban yang diduga masih tertimbun material longsor.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Tim SAR Gabungan melakukan proses pencarian korban longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). Pada hari keempat operasi SAR gabungan untuk bencana tanah longsor itu dipusatkan pada tiga sektor titik longsoran yang dianggap paling potensial guna menemukan dan mengevakuasi korban yang diduga masih tertimbun material longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Memasuki hari kelima, sebanyak 26 korban hilang akibat longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), masih belum ditemukan. Sebanyak 500 personel tim SAR gabungan sudah diterjunkan dalam proses pencarian korban. 

"Masih 26 (korban hilang), belum ada update penemuan," ungkap Kepala BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025). 

Baca Juga

Dengan demikian, korban tewas akibat longsor di Desa Pandanarum masih berjumlah dua orang. Bergas mengungkapkan, tim SAR gabungan menghadapi beberapa kendala dalam proses pencarian korban hilang. "Pertama, kendala cuaca. Kedua, tanah masih gerak. Karena di (perbukitan) atas itu kan masih ada mata air yang selama ini dikhawatirkan oleh pemerintah desa dan masyarakat," ucapnya. 

Selain itu, Bergas mengatakan, ketebalan material bekas longsor juga cukup tebal. Hal itu turut menyulitkan tim SAR gabungan dalam melakukan pencarian korban hilang. Di beberapa titik, ketebalan timbunan longsor bahkan mencapai lima meter. 

Bergas mengungkapkan, sebanyak enam ekskavator, termasuk anjing pelacak (K9), sudah dioperasikan untuk membantu tim SAR. "Untuk personel (yang terlibat pencarian) masih 500-an. Tidak boleh banyak-banyak karena tanahnya masih gerak," ujarnya. 

Berdasarkan catatan BPBD Jateng, jumlah warga yang mengungsi saat ini tercatat sebanyak 931 orang. Menurut Bergas, saat ini tengah direncanakan pembangunan hunian sementara bagi warga terdampak longsor.

Bergas mengatakan, saat ini Pemkab Banjarnegara sudah menyiapkan lahan dua hektare yang lokasinya turut berada di Desa Pandanarum. "Tapi rencana akan dicarikan lagi supaya menjadi tiga hektare. Karena kan menghitung kebutuhan," ujarnya. 

BPBD Jateng mencatat, sebanyak 48 rumah di Desa Pandanarum roboh akibat longsor. Sementara 195 rumah lainnya turut terdampak. Bergas mengatakan, sebelum dibangun hunian sementara, lahan yang disiapkan Pemkab Banjarnegara di Desa Pandanarum akan diasesmen terlebih dulu dengan melibatkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Badan Geologi ESDM. 

Asesmen dibutuhkan untuk menentukan apakan lokasi tersebut rawan bencana longsor atau tidak. "Tapi dari pengamatan sekilas, tingkat risikonya lebih rendah daripada kondisi sebelumnya," ujar Bergas. 

Bencana longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan lebat pada Sabtu (15/11/2025) sore pekan lalu. Hujan deras dan kondisi tanah yang labil diduga menjadi pemicu longsor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement