Selasa 26 Mar 2024 09:09 WIB

'Teknologi 3D Printing Konstruksi Solusi Dukung Pembangunan Berkelanjutan'

3D printing konstruksi dianggap sebagai teknologi yang ramah lingkungan.

Rumah tapak yang berada di Turi, Sleman, dibangun menggunakan teknologi 3D Construction Printing oleh Autoconz.
Foto: dokpri
Rumah tapak yang berada di Turi, Sleman, dibangun menggunakan teknologi 3D Construction Printing oleh Autoconz.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Saat ini pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu hal yang terus didorong oleh pemerintah. Dengan tercapainya keberhasilan pembangunan berkelanjutan tentu akan memberikan dampak besar bagi masyarakat. Namun, untuk mencapai keberhasilan ini, kegiatan pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan tiga pilar utama pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.

Salah satu tantangan utama dalam pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana membangun infrastruktur dan perumahan yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Menjawab tantangan tersebut, perusahaan rintisan asal Yogyakarta, Autoconz, mengembangkan teknologi 3D printing Konstruksi sebagai solusi konstruksi inovatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

CEO Autoconz, Raja Rizqi Apriandy, saat ditemui di Bantul beberapa waktu lalu mengungkapkan, pihaknya percaya bahwa teknologi 3D printing Konstruksi ke depan bisa menjadi pendorong terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Dengan potensi besar yang dimilikinya, 3D printing konstruksi mampu mengubah paradigma pembangunan perumahan dan infrastruksi menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan.

Teknologi canggih di bidang konstruksi ini diyakini mampu menjadikan proses konstruksi menjadi lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode konstruksi konvensional. Memanfaatkan teknologi robotika, proses pambangunan struktur bangunan dilakukan secara otomatis sehingga dapat dilakukan dengan lebih cepat serta memungkinkan penggunaan bahan bangunan yang lebih efisien. Proses yang relatif lebih singkat membuat biaya pembangunan dengan metode 3D printing konstruksi menjadi lebih terjangkau. Hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi mereka dengan ekonomi mengah kebawah, untuk memiliki tempat tinggal yang layak.

"Salah satu tujuan kami dalam mengembangkan teknologi ini agar semua orang dapat memiliki akses dalam memiliki rumah hunian yang layak. Dengan 3D Printing konstruksi, biaya konstruksi jadi lebih terjangkau, akses masyarakat terhadap rumah layak huni jadi terbuka, salah satu permasalahan sosial pun jadi teratasi," ungkap Raja dalam siaran pers, Selasa (26/3/2024).

3D printing konstruksi juga dianggap sebagai teknologi yang ramah lingkungan. Berbeda dengan proses konstruksi konvensional yang cenderung menghasilkan limbah konstruksi sangat besar, proses pembangunan yang dilakukan menggunakan teknologi konstruksi masa depan ini menghasilkan limbah yang sangat minim. Aspek ramah lingkungan inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari teknologi 3D Printing Konstruksi.

"Proses pembangunan yang dilakukan menggunakan 3D printing konstruksi ini hanya menghasilkan limbah yang sangat minim sehingga secara aspek lingkungan sangat ramah. Bahkan rumah yang dibangun dengan 3D printing ini juga sudah mengarah pada konsep pasif desain yang mampu menjaga suhu nyaman didalam rumah yang dapat mengurangi konsumsi energi," kata Raja.  

Kelebihan lain dari teknologi 3D Printing Konstruksi juga memungkinkan fleksibilitas dalam desain. Dengan teknologi ini, Autoconz dapat mencetak berbagai bentuk dan desain rumah sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan bangunan.

"Selain akses terhadap rumah layak terbuka, kami juga berharap masyarakat dapat memiliki rumah dengan desain yang lebih menarik dan tidak biasa sehingga bisa menambah kebahagiaan mereka," kata Raja. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement