Rabu 03 Apr 2024 02:29 WIB

Arus Mudik, Polda Jatim Pantau Titik Rawan Kecelakaan

Polda Jatim akan menempatkan personel di titik-titik rawan.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Ruas jalan tol Solo-Ngawi.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
(ILUSTRASI) Ruas jalan tol Solo-Ngawi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Polda Jawa Timur (Jatim) akan menyiagakan personel untuk memantau titik-titik rawan saat momen Lebaran 2024. Di antaranya titik rawan kecelakaan lalu lintas saat arus mudik.

Diperkirakan ada sekitar 34 juta orang yang mudik menuju wilayah Jatim. Selain itu, diprediksi sekitar 31 juta orang yang mudik antardaerah di Jatim. “Kami siapkan kurang lebih 16 ribu personel gabungan untuk mengamankan arus mudik,” kata Kepala Polda (Kapolda) Jatim Irjen Pol Imam Sugianto di Malang, Jatim, Selasa (2/4/2024).

Baca Juga

Kapolda mengatakan, pihaknya sudah memetakan kerawanan saat momen Lebaran. Menurut dia, ada beberapa titik yang mendapat perhatian khusus. Seperti titik rawan kecelakaan lalu lintas, yaitu ruas tol Ngawi. “Nanti akan kita taruh petugas di jalan tol itu,” katanya.

Menurut Kapolda, pengguna kendaraan saat memasuki ruas tol Ngawi relatif dalam kondisi lelah. Karenanya, guna meminimalkan risiko kecelakaan, pengguna kendaraan akan diminta beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju wilayah Surabaya dan sekitarnya.

“Saudara-saudara kita yang dari arah barat, (saat memasuki tol Ngawi) sudah masuk titik lelah. Karena menganggap Surabaya sudah dekat, kemudian gas pol. Jadi, besok akan diarahkan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan,” ujar Kapolda.

Selain titik rawan kecelakaan, Polda Jatim juga memperhatikan titik rawan di kawasan wisata, khususnya wilayah Malang Raya, yang mencakup Kota dan Kabupaten Malang, serta Kota Batu. Wilayah Malang Raya ini merupakan salah satu destinasi wisata saat momen Lebaran.

“Yang rawan lainnya adalah tempat-tempat rekreasi. Seperti Malang, yang terkoneksi dengan Kota Batu dan sekitarnya, itu menjadi prioritas,” kata Kapolda.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement