Senin 01 Jul 2024 16:53 WIB

Data BPS: Yogyakarta Jadi Provinsi dengan Ketimpangan Tertinggi

Gini ratio berada di angka 0,435 atau lebih tinggi dari gini ratio nasional.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Fernan Rahadi
Ketimpangan sosial  (Ilustrasi)
Ketimpangan sosial (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat sebagai provinsi dengan tingkat ketimpangan tertinggi pada Maret 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk DIY yang diukur menggunakan gini ratio berada di angka 0,435 atau lebih tinggi dari gini ratio nasional pada yang sebesar 0,379. 

"Pada Maret 2024, provinsi dengan gini ratio tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu sebesar 0,435," tulis laporan rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (7/1/2024).

 

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan provinsi dengan gini ratio terendah berada di Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebesar 0,244. Imam menyampaikan gini ratio nasional sendiri mengalami penurunan menurun 0,009 poin jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2023 yang sebesar 0,388 poin dan turun 0,002 poin jika dibandingkan dengan gini ratio September 2022 yang sebesar 0,381 poin.

 

"Jika dibandingkan dengan gini ratio nasional yang sebesar 0,379, terdapat tujuh provinsi dengan angka gini ratio yang lebih tinggi, yaitu DIY (0,435), DKI Jakarta (0,423), Jawa Barat (0,421), Gorontalo (0,414), Papua Selatan (0,404), Papua Barat (0,389), dan Papua Tengah (0,381)," ucap Imam. 

 

Imam menambahkan gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,399 atau turun dibanding gini ratio Maret 2023 yang sebesar 0,409 dan gini ratio September 2022 yang sebesar 0,402. Sementara gini ratio di daerah perdesaan pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,306 atau turun dibanding gini ratio Maret 2023 dan September 2022 yang sebesar 0,313. 

 

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, sambung Imam, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,40 persen. 

 

"Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,41 persen. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 21,39 persen," kata Imam.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement