Jumat 09 Aug 2024 18:44 WIB

Prof Niam Gemakan Nama Veddriq dan Rizki dalam Khutbah di Istiqlal

Salah satu bentuk kontribusi milenial adalah dedikasi mengharumkan nama bangsa.

Prestasi atlet Indonesia, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah, dua atlet Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024, menjadi tema khutbah jumat yang disampaikan Deputi Pemberdayaan Pemuda Prof Asrorun Niam Sholeh di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Foto: dokpri
Prestasi atlet Indonesia, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah, dua atlet Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024, menjadi tema khutbah jumat yang disampaikan Deputi Pemberdayaan Pemuda Prof Asrorun Niam Sholeh di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (9/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prestasi atlet Indonesia, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah, dua atlet Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024, menjadi tema khutbah jumat yang disampaikan Deputi Pemberdayaan Pemuda Prof Asrorun Niam Sholeh di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Niam dalam khutbah jumatnya mengupas mengenai hal yang harus dimiliki generasi milenial untuk kemajuan Indonesia. Diawali dengan pentingnya syukur atas nikmat kemerdakaan, Prof Niam mengingatkan tentang pentingnya kepeloporan dan kepahlawanan.

"Semangat dan spirit kepahlawanan dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perkhidmatan, sesuai dengan kemampuan dan kesempatan, dan seiring dengan tantangan zamannya," ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Kini, ujar dia, kemerdekaan sudah kita raih, manfaatnya sudah kita rasakan, dan sekarang kita memasuki era global dengan segala dinamika dan tantangannya. Perkembangan teknologi informasi dan kemudahan akses terhadap teknologi melahirkan berbagai kemudahan dan tantangan tersendiri. Hal ini menciptakan mobilitas tinggi dan interaksi tanpa batas jarak, waktu maupun negara.

Beda zaman, beda pula tantangan yang dihadapi oleh Indonesia.

Setiap zaman memiliki tantangan, dan untuk mengatasi serta menyelesaikan tantangan tersebut membutuhkan sosok pahlawan. “Kalau dulu para pahlawan kita melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan dengan senjata. Kini tantangan yang dihadapi kaum milenial bervariasi. Tantangan itu bisa dikonversi jadi peluang dengan semangat kepeloporan dan kepahlawanan," ujarnya.

Lebih lanjut mantan aktivis kepemudaan ini menjelaskan, salah satu bentuk kontribusi milenial dalam mengisi kemerdekaan adalah dedikasi untuk mengharumkan nama bangsa, sesuai dengan talenta dan kemampuan unik kita yang beragam. Di kancah internasional, di Olimpiade Paris 2024 yang sedang berlangsung, baru saja dua sosok milenial Indonesia, dengan keahaliannya, kompetensinya, kerja kerasnya, telah mampu mengharumkan nama bangsa, membuat Lagu Kebangsaan Indonesia bergema.

“Keduanya adanya Veddrik leonardo atlet panjat tebing, dan Riki Juniansyah atet angkat besi. Mereka dengan dedikasi dan latihan serta kerja kerasnya telah berbuat untuk kejayaan Indonesia. Ini adalah salah satu teladan. Ini salah satu wujud dedikasi untuk melahirkan kepahlawanan," jelasnya.

Keduanya ada model kepahlawanan milenial, dengan dedikasi dan prestasinya. Keduanya adalah pembelajar dan pejuang hang pantang menyerah. Berlatih tak kenal lelah meski di tengah keterbatasan. Keduanya sosok melinial yang taat pada orang tua, giat berlatih, disiplin, dan terus belajar.

"Bakti pada ibu menjadi salah satu kunci sukses. Keduanya tumbuh di bawah binaan orang tua sholeh, yang memotivasi anaknha untuk maju. Konsisten berlatih sejak belia, dengan tekun dan kolaboratif. Kolaborasi antara kemauan yang keras, orang tua yang mendukung, guru dan pelatih yang dedikatif serta Pemerintah yang supportif, akan melahirkan prestasi. Menpora bahkan hadir fisik memberikan dukungan, support, dan motivasi dari awal pembukaan hingga hari ini. Kolaborasi ini menghasilkan prestasi bersama untuk kejayaan Indonesia. Inilah contoh wujud kebersamaan, kolaborasi, dan persatuan di tengah keragaman. Saling support menjadi satu kekuatan”, ujar Niam.

“Semua bekerja sama dengan penuh kekompakan, berbuah emas untuk kebangsaan dan kemuliaan bangsa. Keduanya adalah teladan kepeloporan, dan teladan kepahlawanan. Prestasi diperoleh dengan belajar dengan gigih dan tak kenal lelah, sejak usia muda. Kehilangan kesempatan belajar di waktu muda, maka ia telah mati sebelum kematiannya," katanya.

Dalam khutbahnya, Niam juga mengingatkan pentingnya peran-peran kepeloporan dan kepahlawanan generasi milenial, sesuai kompetensi dan disiplin keilmuan masing-masing.

“Milenial yang memiliki keahlian di bidang IT, bisa mengembangkan platform digital untuk memudahkan orang bersedekah, platform digital untuk menghitung waris, pltaformdigital untuk belajar mengaji, dan berbagai inovasi digital lainnya. Anak muda yang konsen di bidang olahraga bisa jadi juara dunia dan menginovasi jenis olahraga yang murah dan mudah untuk kebugaran masyarakat. Anak muda yang konsen di bidang pendidikan bisa mengembangkan inovasi sumber-sumber belajar, platform edugame, dan berbagai inovasi pendidikan lainnya. Anak muda yang memiliki bakat di bidang seni, bisa mewujudkan film animasi yang edukatif, tuntunan shalat bagi anak, aktifitas seni Islami alternatif, kartun dengan karakter tokoh muslim dan para pahlawan disertai nilai-nilai keislaman serta kebangsaan, dan berbagai inovasi yang bermanfaat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement