Jumat 31 Oct 2025 16:04 WIB

Bupati Gunungkidul Murka, Ultimatum Dapur MBG Usai Hampir 700 Anak Keracunan: Ini Nyawa Banyak Orang

Bupati menegaskan pemerintah daerah tidak akan tinggal diam.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
 Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih.
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih tak kuasa menahan amarahnya saat melakukan inspeksi mendadak ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Planjan di Kapanewon Saptosari. Sidak ini dilakukan usai menerima laporan ratusan siswa dari dua sekolah di wilayah tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Diketahui, kasus dugaan keracunan MBG di Saptosari menjadi salah satu yang terbesar di Gunungkidul sepanjang program tersebut belangsung. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan, sebanyak 476 siswa SMKN 1 Saptosari dan 186 siswa SMPN 1 Saptosari mengalami gejala mual, muntah, dan diare setelah menyantap makanan dari program MBG. Beberapa guru juga dilaporkan mengalami hal serupa.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Dalam sidak yang berlangsung, Endah menegur sejumlah pegawai dapur karena dinilai lalai dan tidak tanggap menangani kasus yang telah membuat hampir 700 siswa dan guru jatuh sakit. Ia menelusuri dan memeriksa area dapur, dari tempat cuci piring hingga alat masak yang digunakan.

"Saya marah. Ini urusannya nyawa banyak orang," kata Endah saat melakukan sidak di SPPG Planjan, Rabu (29/10/202).

"Ini menyangkut keselamatan anak-anak kita. Kalau di lapangan terjadi sesuatu seperti ini, pemerintah daerah tidak akan tinggal diam," ujarnya menambahkan. 

Bupati menegaskan kejadian ini bukan hal sepele dan menjadi ancaman serius karena terjadi di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah. "Kita tahu rumah sakit, ambulans, sumber daya medis masih sangat kurang," ujarnya.

Karena itu, Endah menegaskan keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama dan meminta semua pihak terkait bertanggung jawab penuh atas kelalaian yang terjadi. "Awalnya dilaporkan 225 siswa, tapi jumlahnya naik jadi enam ratusan. Saya langsung perintahkan semua Puskesmas siaga, ambulance disiapkan, dan tidak ada yang pulang sebelum dapat informasi dari Kepala Dinas," kata Endah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement