Sabtu 10 Aug 2024 15:29 WIB

Tim PkM UAD Beri Pelatihan Tata Laksana Gizi Balita di Desa Wonorejo

Ini merupakan pelatihan tahap pertama dari Program Pengabdian kepada Masyarakat.

Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah melakukan pemberdayaan Masyarakat berupa pelatihan Tata Laksana Gizi Balita. Acara berlangsung di balai desa Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (30/7/2024).
Foto: dokpri
Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah melakukan pemberdayaan Masyarakat berupa pelatihan Tata Laksana Gizi Balita. Acara berlangsung di balai desa Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (30/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah melakukan pemberdayaan Masyarakat berupa pelatihan Tata Laksana Gizi Balita. Acara berlangsung di balai desa Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (30/7/2024). 

Pelatihan ini merupakan pelatihan tahap pertama dari Program Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul 'Inovasi Teknologi pembuatan MPASI dan Penguatan Kompetensi Kader dalam Tatalaksana Gizi Balita untuk Pencegahan Stunting; yang didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Pelatihan dilakukan oleh tiga dosen yaitu Sunarti (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Iis Wahyuningsih (Fakultas Farmasi) dan Endah Sulistiawati (Fakultas Teknik Industri), dibantu oleh dua mahasiswa dan satu tenaga lapangan.

Salah satu desa yang menjadi lokus stunting di Polokarto yaitu desa Wonorejo. Hasil pemantauan status gizi bulan Februari 2023 ditemukan kasus stunting sebesar 45 balita di desa tersebut. Selain permasalahan stunting, permasalahan gizi kurang juga ada di desa Wonorejo. Apabila balita mengalami gizi kurang dan tidak segera diperbaiki maka dapat terjadi masalah gizi kronis berupa gangguan pertumbuhan yang akan melahirkan kasus stunting baru. Gizi kurang maupun stunting merupakan masalah gizi yang dapat dicegah.

Pencegahan stunting dapat dimulai dari perbaikan gizi 1.000 hari pertama kehidupan. Selain pemberian MPASI yang adekuat pencegahan stunting dapat dilakukan dengan pemantauan status gizi anak secara rutin, sehingga ketika ada penurunan status gizi dapat dilakukan tindakan intervensi lebih dini.

Surveilans gizi merupakan salah satu kegiatan pemantauan status gizi secara terus menerus dan berkelanjutan yang bertujuan memantau status gizi balita. Pemantauan yang berkelanjutan akan dapat mencegah terjadinya gangguan gizi kronis. Bentuk surveilans gizi yang dilakukan di Indonesia yaitu dengan kegiatan Posyandu dimana kader sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan Posyandu.

Di sisi lain hanya 25 persen kader di Wonorejo yang mempunyai kemampuan baik dalam edukasi tata laksana gizi balita. Dari latar belakang di atas diperlukan pelatihan Tata Laksana Gizi Balita pada Kelompok Kader Posyandu di desa Wonorejo.

Pelatihan tahap pertama ini terdiri dari beberapa materi yaitu : 1. Tumbuh kembang balita, 2. Pemantauan tumbuh kembang balita, 3. Pengukuran Antropometri, 4. Interpretasi pengukuran antropometri dan 5. Konseling hasil pengukuran antropometri. Sebelum pelatihan dilakukan pretes, dan setelah pelatihan dilakukan postes untuk mengukur perubahan pengetahuan kader posyandu. Dilakukan pula pencatatan ketrampilan kader posyandu terkait pengukuran Antropometri sebelum dan sesudah pelatihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement