Kamis 24 Oct 2024 08:44 WIB

Kelola Lahan 1 Hektare di Bantul, Ternak Barokah Tawarkan Paket Belajar Investasi Ternak

Usaha ternak kambing masih memiliki potensi besar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Co-Founder CV Sugih Barokah Saklawase, Bayu Abay, saat memaparkan program lini usaha Ternak Barokah di Sleman, Jumat (18/10/2024). SBS melalui salah satu lini usahanya Ternak Barokah baru-baru ini meluncurkan paket belajar investasi ternak kambing di Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Target investor pada program ini adalah para siswa SD atau orang tuanya serta para profesional yang akan memasuki masa pensiun.
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Co-Founder CV Sugih Barokah Saklawase, Bayu Abay, saat memaparkan program lini usaha Ternak Barokah di Sleman, Jumat (18/10/2024). SBS melalui salah satu lini usahanya Ternak Barokah baru-baru ini meluncurkan paket belajar investasi ternak kambing di Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Target investor pada program ini adalah para siswa SD atau orang tuanya serta para profesional yang akan memasuki masa pensiun.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- CV Sugih Barokah Saklawase (SBS) melalui salah satu lini usahanya Ternak Barokah baru-baru ini meluncurkan paket belajar investasi ternak kambing di Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Target investor pada program ini adalah para siswa SD atau orang tuanya serta para profesional yang akan memasuki masa pensiun.

"Kami mengelola lahan peternakan seluas 11 ribu meter persegi (1 hektare lebih) di Pleret. Selain itu, kami memiliki pengalaman belasan tahun di bidang peternakan, tepatnya sejak 2010," ujar Founder SBS, Muhammad Lukman Hakim, saat acara soft launching CV SBS di Sleman beberapa waktu lalu.

Lukman mengungkapkan sejumlah visi-misi lini usahanya tersebut yang pertama adalah mengoptimalkan lahan peternakan. "Kami mengelola ternak dengan menerapkan teknologi modern dan praktik pertanian berkelanjutan," kata Lukman.

Berikutnya, visi-misi lainnya adalah meningkatkan kualitas produk  peternakan berkualitas tinggi yang memenuhi standar pangan, bekerja sama dengan peternak lokal untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka, serta menjaga kelestarian lingkungan melalui praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Adapun paket yang ditawarkan kepada investor yakni investasi sebesar Rp 7,5 juta yang sudah termasuk asuransi. Nantinya, investor dijanjikan pengembalian (return) sebesar 27,5 persen atau setara dengan Rp 2,5 juta per tahun. 

"Paket tersebut sudah termasuk mendapatkan seri pelatihan seperti mindset investasi serta seluk-beluk manajemen ternak, dan asuransi ternak senilai Rp 500 ribu," kata Co-Founder SBS, Bayu Abay.

Nantinya, tutur Bayu, dana investasi akan diwujudkan dalam bentuk indukan (betina) kambing yang dapat diuangkan kembali ditambah satu anakan setiap tahunnya. "Anakan ini nantinya dapat langsung dijual atau dilakukan pembesaran atau fattening," katanya.

Bayu melanjutkan, sebagai awal ini pihaknya menawarkan sebanyak 200 paket investasi. Paket ini memang tidak menyasar kalangan umum, terutama para investor yang telah mapan, melainkan khusus kalangan yang sedang ingin mengenal atau belajar investasi seperti siswa-siswi SD yang ingin berlatih qurban serta para profesional yang telah memasuki masa persiapan pensiun dan ingin memulai berinvestasi berisiko rendah.

"Maka dari itu kami langsung menolak ketika terdapat investor yang langsung berkeinginan membeli sebanyak 100 paket investasi. Karena kami ingin terdapat fungsi edukasi dalam usaha ini," katanya.

Ternak kambing masih memiliki potensi luar biasa khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebutuhan daging kambing di wilayah ini mencapai 727 ton per tahun. Angka ini diperoleh dari pertumbuhan wisatawan domestik yang mencapai 7 juta dengan kuliner sebagai salah satu destinasi utamanya,

Bayu menuturkan, selain Ternak Barokah, SBS rencananya juga akan meluncurkan lini usaha lainnya di bidang agrowisata dan pakan ternak.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement