Kamis 31 Oct 2024 07:32 WIB

Yogyakarta Manfaatkan Qrisna Optimalkan Pendapatan Retribusi Pasar

Sugeng Purwanto menuturkan digitalisasi di berbagai sektor harus dilakukan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pj Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto (dua dari kanan) saat Launching Qrisna Retribusi Pelayanan Pasar di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (30/10/2024).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Pj Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto (dua dari kanan) saat Launching Qrisna Retribusi Pelayanan Pasar di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (30/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus melakukan digitalisasi dalam pelayanannya, termasuk dalam mengoptimalkan pendapatan daerah melalui retribusi pasar. Hal ini dilakukan dengan melakukan digitalisasi yang memanfaatkan Qris Dinamis (Qrisna) agar pendapatan dari retribusi pasar bisa ditingkatkan.  

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, saat ini pendapatan dari retribusi pasar di Kota Yogyakarta masih belum optimal. Hal ini tidak hanya terkendala dari sisi pedagang pasar, namun juga dari aspek pemerintah. 

Sedangkan, pada 2024 ini pihaknya menargetkan pendapatan retribusi pasar ini dapat mencapai Rp 20 miliar. Namun, hingga akhir Oktober 2024 ini masih di angka 85 persen. 

“Kita juga mencari terobosan-terobosan apa yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pendapatan dari sisi retribusi pasar, karena fungsinya nanti kembali lagi ke pedagang sebenarnya. Jadi kami berkoordinasi dengan BPD (DIY) dan (Dinas) Kominfo untuk kemudian kita menemukan salah satu cara yakni (melalui) Qrisna itu untuk pembayaran retribusi,” kata Ambar usai High Level Meeting TP2DD & Launching Qrisna Retribusi Pelayanan Pasar di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (30/10/2024). 

Qrisna ini dapat diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Pedagang dapat mengunduh aplikasi tersebut dan menggunakan fitur Qrisna untuk membayar retribusi pasar. 

Melalui penggunaan Qrisna ini, diharapkan pendapatan daerah dari retribusi pasar tidak hanya mencapai target, namun bisa meningkat. Selain itu, inovasi ini juga dihadirkan dalam rangka memudahkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pedagang pasar. 

“Karena di 2025 target (retribusi pasar) kita jadi Rp 24 miliar," ungkap Ambar. 

Meski begitu, Ambar menyebut masih ada kendala dalam penerapan Qrisna untuk memaksimalkan pendapatan retribusi pasar, yang saat ini masih dalam tahap uji coba. Salah satu kendalanya yakni pedagang yang belum familiar dengan sistem pelayanan pembayaran digital. 

Sebab, kata Ambar, masih banyak pedagang dengan usia yang sudah sepuh kesulitan dalam menggunakan teknologi. Untuk itu, sosialisasi penggunaan Qrisna melalui JSS ini juga dilakukan kepada pedagang pasar. 

Sosialisasi akan segera dilakukan, mengingat penerapan Qrisna untuk pembayaran retribusi pasar bakal diterapkan secara penuh mulai 11 November 2024 nanti. Meski begitu, penerapannya tetap akan dilakukan secara bertahap. 

"Setelah ini kita ada TOT (Training of Trainer) antara kami, BPKAD, dan BPD (DIY), sama Kominfo. Setelah itu kita sosialisasikan ke pedagang, dan nanti dieksekusi," jelasnya. 

“Kita buat sosialisasi, bentuknya apakah nanti kemudian tatap muka atau dibikin video dan kita sebarluaskan, yang jelas tanggal 11 November sudah ready, bisa dimanfaatkan,” kata Ambar. 

Selain itu, pihaknya juga akan membuat Laskar Gerakan Cepat (Laskar Gercep) untuk meningkatkan target pendapatan daerah melalui retribusi pasar ini. Laskar Gercep itu nantinya akan melakukan penagihan dengan jemput bola ke pedagang-pedagang guna memudahkan pembayaran retribusi. 

“Sehingga kami punya tim yang dibekali dengan aplikasi dan peralatan supporting dari BPD (DIY), sehingga nanti akan berkeliling (melakukan) penagihan itu ke pedagang-pedagang. Dan teman-teman saya sudah dibekali dengan aplikasi dan printer, sehingga saat pedagang bayar langsung keluar print-nya, dan ada bukti pembayarannya. Jadi kami transparansi, dan akuntabilitasnya terjaga,” ungkap Ambar. 

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto juga menuturkan bahwa digitalisasi di berbagai sektor harus dilakukan, termasuk dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah. Dengan adanya Qrisna, Sugeng berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, dan memaksimalkan pendapatan daerah di Kota Yogyakarta. 

“Harapan kami (Qrisna untuk retribusi pasar)) bisa membawa situasi pelayanan kepada masyarakat di bidang ekonomi terkait implementasi pembayaran retribusi pelayanan pasar yang betul-betul bisa dilaksanakan,” kata Sugeng. 

Sugeng pun menekankan sinergi yang baik antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat dalam mendukung suksesnya penggunaan Qrisna untuk pelayanan retribusi pasar di Kota Yogyakarta. Dengan digitalisasi yang terus digalakkan di Kota Yogyakarta, juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. 

“Yang pasti sinergi yang baik antar kita pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan perbankan di era digitalisasi melalui sistem digital harus semakin kokoh, sehingga masyarakat terhadap kewajiban dan harapan mereka terhadap pelayanan digital di sektor apapun bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement