Sabtu 14 Dec 2024 16:22 WIB

Rawan Banjir hingga Longsor, Warga Jateng Diimbau Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Wilayah Jateng berpotensi menghadapi banjir hingga tanah longsor.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas kepolisian membantu mendorong sepeda motor warga yang mogok seusai menembus banjir di jalur utama pantura Semarang-Surabaya, Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/4/2024). Satlantas setempat mengimbau kepada pengendara dalam kota maupun pemudik yang akan melintasi jalur tersebut untuk menuju jalan alternatif jalur tengah Kota Semarang melalui Jalan Arteri Soekarno Hatta-Jalan Woltermonginsidi-Kabupaten Demak atau Jalan Majapahit-Mranggen-Kabupaten Demak.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Petugas kepolisian membantu mendorong sepeda motor warga yang mogok seusai menembus banjir di jalur utama pantura Semarang-Surabaya, Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/4/2024). Satlantas setempat mengimbau kepada pengendara dalam kota maupun pemudik yang akan melintasi jalur tersebut untuk menuju jalan alternatif jalur tengah Kota Semarang melalui Jalan Arteri Soekarno Hatta-Jalan Woltermonginsidi-Kabupaten Demak atau Jalan Majapahit-Mranggen-Kabupaten Demak.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan, memasuki musim penghujan, wilayah Jateng berpotensi menghadapi banjir hingga tanah longsor. Karena itu, dia mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Bergas mengatakan, sesuai prakiraan BMKG, musim hujan sudah dimulai sejak September-November. Puncaknya adalah pada Februari tahun depan.

"Tentu dengan pemetaan yang ada, di daerah pegunungan punya potensi longsor, daerah dataran rendah punya potensi banjir. Tentu masyarakat harus bisa membaca, mengetahui, karakteristik bencana yang sering mereka alami setiap saatnya untuk bisa bersiap-siap, bersiaga," kata Bergas, Sabtu (14/12/2024).

Bagi warga yang tinggal di daerah langganan banjir seperti kota-kota di sekitar Pantai Utara (Pantura) dan Pantai Selatan (Pansela), Bergas mengatakan, salah satu yang bisa dilakukan warga adalah mengamankan harta benda. "Kalau di wilayah longsor tentunya tidak tinggal di ruangan yang dekat dengan titik longsor atau dengan dinding longsor, jauhi ruangan-ruangan itu. Apabila ada hujan deras berdurasi cukup panjang, cukup lama, harapannya untuk segera bergeser terlebih dahulu," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, memprediksi adanya cuaca ekstrem melanda 35 kabupaten/kota di Jateng secara merata mulai 12 hingga 18 Desember 2024. Setidaknya terdapat beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut. Mereka antara lain gangguan atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan adanya bibit siklon tropis di selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara menyebabkan pembentukan wilayah pertamuan massa udara dan belokan angin di Jateng.

Yoga mengungkapkan, daerah di Jateng yang berpotensi menghadapi hujan berintensitas sedang hingga lebat antara lain Banjarnegara, Banyumas, Blora, Boyolali, Brebes, Demak, Grobogan, Megelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Rembang, Salatiga, Surakarta, Temanggung, Wonogiri, dan Wonosobo.

 

"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau untuk terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang," kata Yoga. 

 

Dia pun mengimbau masyarakat Jateng agar selalu memantau atau mengikuti informasi cuaca dari BMKG Stasiun Ahmad Yani Semarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement