REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X, mengatakan Yogyakarta sebagai wilayah yang rawan terjadi bencana telah menunjukkan pentingnya sinergi antar elemen dalam penanggulangan resiko bencana melalui Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). FPRB sebagai platform strategis telah menjalin kerja sama dan koordinasi multi pihak seperti pemerintah, akademisi, hingga masyarakat sipil.
Upaya penanganan resiko bencana tidak hanya melalui mitigasi, tetapi ajakan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan koordinasi berkelanjutan untuk masyarakat yang lebih tangguh.
"Saya mengajak seluruh pihak yang terkait terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan. Mari bersama mewujudkan DIY yang tangguh, berdaya, dan aman bagi semua," kata Wagub dalam acara Kongres Forum Pengurangan Resiko Bencana Ke-V di Kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY, Jalan Kusumanegara, Rabu (18/12/2024).
FPRB mengusung tema Guyub, Nyawiji, Kolaborasi, dan Migunani yang berarti bentuk kerja sama dan gotong royong masyarakat dalam mengurangi resiko bencana. "Tema tersebut mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi kunci kekuatan dalam menghadapai tantangan kebencanaan," ujar Wagub.
Sesuai dengan tema yang diusung, kegiatan ini menjadikan langkah FPRB dalam mewujudkan visi terciptanya ketangguhan masyarakat DIY terhadap bencana. Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad menyebut FPRB sebagai mitra pemerintah perlu menekan isu yang semakin berkembang dan perlunya langkah strategis untuk mewujudkan bangsa tangguh terhadap bencana.
"Permasalahan pengurangan resiko ke depan semakin kompleks menjadi tantangan bersama. Diperlukan masukan-masukan sehingga pengurangan resiko bencana dapat berjalan dengan baik," jelas Noviar.
Ia berharap adanya kepengurusan baru nantinya dapat melanjutkan program terlaksana dan memperkuat peran nyata dalam pengurangan risiko bencana. Selain itu juga mendukung Gubernur dalam melaksanakan rencana strategis pengurangan risiko bencana dan visi misi mweujudkan lingkungan inklusi dan berkelanjutan dapat tercapai. Sejalan dengan hal tersebut, Koordinator FPRB DIY, Taufik AR, juga berharap forum ini dapat menjadikan DIY menjadi daerah istimewa dengan keberadaaan multi stakeholder yang inklusif dan partisipatif.
Kongres dihadiri oleh 60 lembaga dan instansi terdaftar dan dilaksanakan pada 18-19 Desember 2024. Ketua Panitia, Ahmad Zaky Ali mengatakan kegiatan ini sebagai penentu pengurus FPRB periode mendatang dan sebagai evaluasi serta rekomendasi strategis bagi kepengurusan periode mendatang.