Jumat 21 Mar 2025 17:16 WIB

Ruas Tol Klaten-Prambanan akan Digratiskan Mulai 24 Maret 2025

Bagi pemudik yang hendak ke Yogyakarta dari arah Solo, mereka tak perlu keluar tol.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengemudi melintasi jalur tol fungsional Klaten-Prambanan di Gerbang Tol Prambanan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). PT Jasamarga Jogja Solo menutup kembali jalur tol fungsional Klaten-Prambanan usai digunakan sebagai jalan arus mudik dan balik liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 selama 14 hari.
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Pengemudi melintasi jalur tol fungsional Klaten-Prambanan di Gerbang Tol Prambanan, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). PT Jasamarga Jogja Solo menutup kembali jalur tol fungsional Klaten-Prambanan usai digunakan sebagai jalan arus mudik dan balik liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 selama 14 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi meninjau jalur tol Klaten menuju Yogyakarta, Jumat (21/3/2025). Peninjauan tersebut guna memastikan jalan sepanjang 15,32 kilometer dari Klaten-Prambanan dan Prambanan-Kalasan siap dilintasi saat arus mudik. 

Luthfi mengungkapkan, tol ruas Klaten-Prambanan, yang memiliki panjang 8,6 kilometer, akan digratiskan bagi pemudik mulai 24 Maret 2025. "Dibuka 24 Maret nanti, masuk tol ini tetap harus nge-tap ya, karena sudah ada gardu e-toll-nya. Tapi saldo utuh alias gratis," ucapnya usai mengecek kondisi Tol Klaten-Prambanan. 

Bagi pemudik yang hendak ke Yogyakarta dari arah Solo, mereka tak perlu keluar tol. Mereka dapat meneruskan perjalanan melalui jalan tol Prambanan-Taman Martani Kalasan sepanjang 6,72 kilometer. Kalasan menjadi titik tol terakhir yang sudah bisa dilalui pemudik tahun ini dari arah Solo menuju Yogyakarta.

Khusus di ruas tol Prambanan-Kalasan, Luthfi mengingatkan para pemudik agar tetap berhati-hati. Hal itu karena penggunaan ruas tol tersebut masih bersifat fungsional. Kendati demikian, dia memastikan, jalur itu sudah melalui uji kelayakan. 

"Penerangan jalan cukup. Ada sebagian rambu yang belum (terpasang) nanti bisa kita tambahi. Tapi secara fungsional, ia bisa digunakan," kata Luthfi. 

Menurut mantan kapolda Jateng tersebut, kendala bisa terjadi ketika arus kendaraan yang melintasi jalur tol fungsional tersebut cukup tinggi. "Nanti akan buka tutup. Mana yang harus diteruskan, mana yang dipecah, dan sebagainya. Tapi prinsip, ini semua adalah untuk mengurai jalur dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mudik," ucapnya. 

Luthfi memperkirakan, puncak arus mudik ke Jateng akan terjadi pada 27-28 Maret 2025. Sebanyak 17,9 juta pemudik diprediksi masuk dan melintasi Jateng tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement