Kamis 24 Apr 2025 08:37 WIB

Hamzah Sulaiman 'Raminten' Tutup Usia, Warganet Banjiri Ucapan Belasungkawa

Hamzah dikenal sebagai seniman, pengusaha, sekaligus budayawan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Kabar dukacita terkait kepergian tokoh ikonik yang dikenal luas lewat karakter Raminten, Hamzah Sulaeman.
Foto: Instagram @houseoframinten.
Kabar dukacita terkait kepergian tokoh ikonik yang dikenal luas lewat karakter Raminten, Hamzah Sulaeman.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kabar duka cita datang dari dunia seni dan usaha Daerah Istimewa Yogyakarta. Tokoh ikonik yang dikenal luas lewat karakter Raminten, Hamzah Sulaiman, meninggal dunia pada usia 75 tahun.

Kabar ini diumumkan melalui akun resmi Instagram @houseoframinten pada Kamis (24/4/2025).

"Selamat jalan kanjeng, terimakasih banyak atas segalanya. Engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga sebagai guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami. Semoga di sana bahagia ya, kanjen," tulis akun Instagram @houseoframinten.

Tak hanya di akun @houseoframinten, kabar duka juga disampaikan lewat unggahan di akun Instagram Hamzah Batik yang merupakan toko batik milik Hamzah Sulaiman. 

"Requiescat In Pace KMT Tanoyo Hamiji (Bapak Hamzah Sulaiman). Terimakasih Kanjeng atas cinta yang engkau tanam dalam budaya, dan atas warisan semangat yang tak lekang oleh waktu. Doa kami mengiringi kepergianmu," tulis story @hamzahbatikofficial.

Sontak, unggahan itu dibanjiri ucapan belasungkawa dari masyarakat yang telah mengenal luas sosok Raminten tersebut. Banyak yang menyampaikan doanya, ada pula yang mengenang sosok Sulaeman itu.

"Deep Condolance, dulu sering satu panggung main kethoprak sama Alm Bapak di TVRI," tulis seorang warganet yang mengenang.

"Nderek belo sungkowo bapak, suwargi langgeng. (Terimakasih pernah punya kesempatan yang tidak sengaja bisa bertemu langsung dengan beliau pas mampir Mirota, bisa salaman & foto bareng," tulis warganet lainnya.

Profil Hamzah Sulaeman, sosok di balik karakter Raminten

Hamzah Sulaiman, atau yang bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Tanoyo Hamiji, dikenal sebagai seniman, pengusaha, sekaligus budayawan.

Pria kelahiran 7 Januari 1950 ini merupakan anak bungsu dari pendiri grup Mirota, perusahaan retail ternama di Yogyakarta yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yunianti (Nyoo Tien Nio).

Dia merupakan lulusan jurusan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Sebelum mengelola usahanya di Yogyakarta, Hamzah Sulaeman diketahui sempat bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970 dan sempat bekerja di Amerika Serikat (AS).

Namun, karena sang ayah sakit, Hamzah akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia dan mengambil alih grup Mirota yang dikelola bersama saudara-saudaranya. Ia lalu mengembangkan bisnis peninggalan orang tua mereka berupa Toko Mirota. Dan juga membuka butik yang ia beri nama Mirota Batik yang kini bernama Hamzah Batik yang berada di Jalan Malioboro.

Ia dikenal sebagai pendiri dan pemilik butik Hamzah Batik (dahulu Mirota Batik), serta pendiri sanggar tari dan pusat oleh-oleh.

Sementara di panggung hiburan, Hamzah juga aktif dalam dunia akting. Ia pun berperan dalam ketoprak komedi dengan judul “Pengkolan” sebagai seorang wanita Jawa Tua bernama Raminten.

Lewat aktingnya, dia sukses menghidupkan karakter Raminten, sosok laki-laki dengan penampilan perempuan, berlogat Jawa halus, dan penuh satire cerdas. Karakter ini begitu melekat di hati masyarakat Yogyakarta dan sampai menjadi simbol kritik sosial yang jenaka.

Tak sampai disitu saja, nama Raminten tersebut selanjutnya digunakan Hamzah sebagai nama rumah makan yang didirikannya, yaitu The House of Raminten yang berada di Kota Baru dan The Waroeng of Raminten.

Restoran bernuansa Jawa yang menyajikan hidangan tradisional dalam suasana unik dan ikonik ini sudah menjadi destinasi wisata kuliner bagi para wisawatan yang berkunjung ke Yogyakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement