REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia tak pernah luput dari bencana alam. Potensi terjadinya bencana di negeri ini sangat tinggi khususnya gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga tsunami, karena posisinya yang terletak pada pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif. Tak heran jika kesiapsiagaan bencana
Koordinator Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana (SPMKB) UII, Dr Dwi Handayani menyoroti bahwa kesiapsiagaan ini sangat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif bencana. Menurutnya, kesiapan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana akan menentukan besar kecilnya dampak yang terjadi, tentunya juga membantu dalam pengelolaan risiko bencana.
"Kesiapsiagaan bencana dan budaya sadar bencana ini penting untuk ditumbuhkan," katanya, Ahad (27/4/2025).
Sebagai institusi, UII ikut memanfaatkan momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKB) yang jatuh pada tanggal 26 April lalu, untuk memberikan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat. Pihaknya menggelar serangkaian kegiatan timeline manajemen bencana pre-during-post disaster melalui berbagai kegiatan.
Pertama, Pre berupa kegiatan sosialisasi, edukasi, dan kampanye publik/media sosial. Kedua, during berupa pembunyian sirene kesiapsiagaan bencana disertai dengan penyampaian narasi dan yang ketiga post berupa kegiatan UII Siaga Awards 2025. Kegiatan ini berupa lomba karya tulis ilmiah dan seminar nasional
"Tentu diperlukan sosialisasi lebih optimal bagi masyarakat termasuk generasi milenial dan Gen Z supaya mereka lebih mengenal manajemen bencana," ucapnya.
Selain itu, masyarakat juga diajak untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi dan latihan evakuasi mendiri. Direktur Simpul Tumbuh UII, Dr Arif Wismadi mengungkap bahwa penanganan bencana tidak hanya berbatas pada langkah-langkah pasca bencana. Sebagai institusi pendidikan, pihaknya merasa berkewajiban untuk mempersiapkan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana dan penguatan kapasitas komunitas sejak dini.
Dalam perspektif ini, UII berkomitmen untuk mendukung dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai program yang terstruktur dan berkesinambungan. Salah satu wujud nyata adalah melalui kegiatan tahunan UII Siaga Award, yang telah dimulai sejak tahun 2021.
"Program ini kami harapkan menjadi wadah bagi terciptanya gagasan-gagasan inovatif yang lahir secara bottom-up, berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan memadukan kearifan tersebut dengan inovasi masa depan, kami yakin UII Siaga Award dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan terkait bencana alam," ungkapnya.
"Dengan ini, kami mengundang seluruh pihak untuk turut berkontribusi dan mendukung inisiatif ini. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan masyarakat yang tidak hanya tangguh, tetapi juga penuh inovasi untuk kebaikan bersama," kata dia menambahkan.
Senada, Guru Besar Teknik Sipil, Prof Sarwidi mengemukakan pentingnya kolaborasi multistakeholder, yakni sinergi melibatkan unsur pentahleix seperti pemerintah, akademisi, masyarakat, media, dan sektor swasta dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk mitigasi bencana.
Kolaborasi ini penting, mengingat penanggulangan dan dampak bencana adalah urusan semua pihak. Dia menekankan edukasi dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya bangunan tahan gempa dan antisipasi gempa melalui simulasi, harus terus dilakukan.
"Saya mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dalam membangun ketangguhan masyarakat, sehingga Indonesia dapat menjadi contoh global dalam penanggulangan bencana," ujarnya.